TEMPO.CO, Beirut-- Konflik bersenjata yang membunuh banyak warga membuat perlawanan terhadap pemerintahan Presiden Bashar al-Assad bermunculan. Duta Besar Suriah untuk Irak, Nawaf al-Fares, mengatakan membelot dan bergabung dengan revolusi terhadap Al-Assad.
Dalam pidato yang diunggah di laman Facebook, Rabu 11 Juli 2012, Al-Fares bahkan mengajak tentara Suriah mengikuti tindakannya dan mengalihkan senjata mereka ke para pemimpin di Damaskus.
"Saya meminta anggota militer bergabung dengan revolusi dan membela negara serta warga negara. Alihkan senjata kalian kepada penjahat dari rezim ini," kata Al-Fares, yang direkam ketika berbicara di depan bendera Suriah yang berwarna hijau dan putih.
Ia menuding keluarga al-Assad dan sekutunya telah melakukan korupsi dan penghancuran selama 40 tahun. “Semua orang di Suriah harus bergabung dengan revolusi untuk menyingkirkan mimpi buruk dan rekan-rekannya,” ucapnya.
Al-Fares menjadi diplomat pertama Suriah yang secara terbuka menentang al-Assad. Sebelumnya, ada nama Manaf Tlas, brigadir jenderal pada pasukan elite Garda Republik, yang juga teman dekat Assad.
Al-Fares adalah politikus senior dan orang kepercayaan presiden sebelumnya Hafez al-Assad. Tidak disebutkan di mana lokasi Al-Fared membuat rekaman tersebut. Kementerian Luar Negeri Irak menyebutkan bahwa sang diplomat tengah berada di Qatar. Adapun Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan mereka sudah memecat Al-Fares.
Kondisi Suriah semakin memanas. Pertempuran antara tentara pemerintah dan tentara perlawanan sudah mulai mendekati Ibu Kota Damaskus. Tentara menembakkan mortir ke arah lawannya yang bersembunyi di rumah-rumah di pinggiran kota. Ini merupakan pertempuran pertama dekat Damaskus sejak perlawanan terhadap Assad muncul 16 bulan lalu.
Seorang aktivis mengatakan pertempuran juga terjadi di beberapa lokasi lain, seperti Kota Homs, serta daerah pertanian Al-Lawan dan Basateen yang berada di Distrik Kafar Souseh,
"Saya bangun pagi dan melihat banyak helikopter terbang di area itu, saya mendengar sekali banyak tembakan mortir,” kata aktivis anti-pemerintah, Hazem al-Aqad.
Diperkirakan, sekitar 17 ribu orang tewas selama perang. Hingga saat ini ratusan ribu rakyat Suriah menyelamatkan diri ke negara tetangga. Perdana Menteri Yordania, Fayez Tarawneh, mengatakan sekitar 131 ribu warga Suriah memasuki kerajaan Arab itu sejak awal kerusuhan. Selain itu, para pengungsi pergi ke Libanon, Irak, dan Turki.
REUTERS | BBC | RAJU FEBRIAN