TEMPO.CO, New York - Rusia dan kekuatan besar lainnya, Kamis 28 Juni 2012, telah berbicara kepada mediator perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Liga Arab, Kofi Annan, bahwa mereka mendukung idenya: sebuah kabinet nasional Suriah yang bisa memasukkan unsur pemerintah dan para anggota oposisi, tapi bakal mengeluarkan mereka yang melanggar partisipasi.
Proposal Annan untuk transisi politik bertujuan mengakhiri konflik 16 bulan di Suriah serta merupakan salah satu isu utama dalam pertemuan di Jenewa Sabtu pekan ini. Para diplomat, kepada Reuters di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, menyebutkan bahwa Rusia dan empat anggota permanen Dewan Keamanan serta para pemain kunci Timur Tengah akan terlibat dalam diskusi krusial tersebut.
Peta biru Annan menyebutkan sebuah pemerintahan sementara memasukkan elemen-elemen pemerintahan Assad dan kelompok-kelompok oposisi, tapi bukan para petinggi "yang kehadirannya bisa melukai transisi dan menjungkalkan kredibilitas pemerintah atau mengganjal upaya-upaya membawa rekonsiliasi". Hal itu termuat dalam sebuah kesimpulan yang diberikan seorang pejabat PBB.
"Bahasa rencana Annan, menyarankan Assad bisa dikeluarkan, begitu juga pasti bahwa figur-figur oposisi tertentu bisa ditolak pula," demikian keterangan sang diplomat yang enggan menyebutkan namanya, Rabu 27 Juni 2012.
"Di sana termasuk pembentukan sebuah pemerintahan persatuan nasional untuk menciptakan sebuah latar belakang netral untuk transisi," ujar diplomat yang lain.
Proposal Annan tidak secara terbuka menyebutkan Assad bisa tak boleh masuk dalam sebuah pemerintahan persatuan nasional. Itulah yang memberikan pandangan Rusia bahwa terdapat opsi bahwa Assad diperbolehkan tetap berkuasa. "Kalangan Rusia menyiratkan ke Annan bahwa mereka menerima rencana transisinya," ujar seorang diplomat.
REUTERS | ASIA ONE | DWI A