TEMPO.CO, Kabul - Sebuah hotel di luar Kabul diserang oleh kelompok bersenjata. Seorang petugas polisi tewas ketika mencoba menahan serangan yang sedang berlangsung.
Kepala Kepolisian Kabul, Mohammed Ayoub Salangi, mengatakan kebuntuan dimulai sebelum Kamis tengah malam, ketika tiga penyerang dengan berbagai senjata menyerang Hotel Spozhmai dan restoran di Danau Qargha, sebelah barat ibu kota Afganistan.
Salangi mengatakan hotel memiliki rumah makan malam luar ruang yang menarik tempat sejumlah besar warga Afganistan, termasuk perempuan dan anak-anak, bersantap.
Taliban, milisi Islam garis keras yang pernah menguasai sebagian besar negara itu, mengatakan para pejuangnya menyasar hotel itu karena menjadi tempat menginap favorit personel NATO dan para diplomat, serta "kerap menyelenggarakan berbagai jenis pesta-pora."
Salangi mengatakan pasukan Afganistan bergerak melawan para penyerang semalam untuk menghindari korban sipil. "Ada warga sipil terjebak di taman di hotel, tapi kami tidak dapat mengatakan jika mereka sandera atau hanya terjebak dalam situasi yang sedang berlangsung," kata Salangi. "Kami tidak mengambil tindakan apapun dalam gelap karena berisiko bagi warga sipil. Tetapi sekarang kita telah mulai serangan dan menewaskan seorang penyerang serta melukai yang lain."
Tidak ada indikasi segera ada korban dari pasukan NATO, kata Mayor Adam Wojack, juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Internasional NATO.
Serangan ini terjadi setelah beberapa hari serangan ditujukan untuk pasukan sekutu dan pasukan keamanan Afganistan, termasuk pemboman di dua provinsi bergolak di timur negara itu yang menewaskan sedikitnya 29 orang orang. Serangan hotel sebelumnya pernah terjadi di Hotel Kabul Inter-Continental yang menewaskan sembilan penyerang dan 12 lainnya.
Dalam sebuah e-mail, juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan sasaran serangan adalah orang Barat. Dia mengatakan para penyerang bersenjata dengan rompi bunuh diri, granat roket, dan senapan mesin berat.
CNN | TRIP B
Berita dunia lainnya
Uruguay Jadikan Ganja Komoditas Negara
Bentrok Antarsuku di Libya, 105 Tewas
Jaksa Nyatakan Pembantai Norwegia Gila
Hamas Siap Gencatan Senjata dengan Israel
Di Oxford, Aung San Suu Kyi Ajak Bangun Myanmar
Pemerintah Mesir Dinilai Ogah-ogahan Serahkan Kekuasaan
Nasib Bos Wikileaks Diputus Besok
Shahabuddin Diunggulkan Jadi PM Pakistan