TEMPO.CO, Tel Aviv - Israel akan membayar para rabi non-ortodoks. Kebijaksanaan ini untuk pertama kalinya dilakukan oleh pemerintah Negeri Zionis. Menteri Kehakiman Israel, Selasa, 29 Mei 2012, mengatakan langkah ini merupakan kebijaksanaan terpuji dan "bersejarah" bagi umat Yahudi.
Pada 2005, sekelompok Yahudi liberal mengajukan petisi ke Mahkamah Agung agar negara menyiapkan pos anggaran bagi para rabi non-ortodoks. Meskipun hampir seluruh umat Yahudi Israel adalah sekuler, rabi ortodoks meminta agar negara menerapkan ajaran yahudi secara ketat, misalnya dalam upacara perkawinan. Hingga saat ini, hanya rabi ortodoks yang mendapatkan bayaran dari negara.
Pemerintah, setelah menerima keputusan pengadilan, mengatakan bahwa negara akan menyiapkan pos anggaran untuk para rabi non-ortodoks. "Keputusan ini tidak akan mempengaruhi masalah di bidang keagamaan."
Kendati pos anggaran untuk para rabi non-ortodoks sangat terbatas, namun Gerakan untuk Reformasi dan Yudaisme Progresif dalam website-nya menyebutkan bahwa keputusan tersebut merupakan "sebuah prestasi bersejarah". Direktur Gerakan, Rabi Gilad Kariv, berkata, "Langkah ini membuat seluruh bentuk Yudaisme di Israel cair."
AL ARABIYA NEWS | CHOIRUL