TEMPO.CO, Aljir - Aljazair menggelar pemilihan umum untuk pertama kalinya sejak Arab Spring bergulir pada Kamis, 10 Mei 2012. Namun, ketidakpercayaan terhadap reformasi yang dijanjikan pemerintah dapat mendorong rendahnya partisipasi pemilih.
Para pemilih memberikan suaranya untuk 462 anggota parlemen. Sekitar setengah dari 44 partai politik berkompetisi dalam balapan yang baru saja disahkan tahun ini.
Pada April tahun lalu, Presiden Abdelaziz Bouteflika mengumumkan serangkaian reformasi konstitusional dalam upaya meredakan para demonstran yang menggelar beberapa demonstrasi pro demokrasi. Dia menyerukan memperkuat kondisi demokratis dengan mengubah undang-undang pemilihan umum, menjamin pemilu bebas dan adil serta merevisi konstitusi.
Pemerintah telah mengundang para pengamat pemilihan internasional untuk pertama kalinya sebagai bagian mendorong transparansi. Namun, para kaum muda Aljazair, yang merupakan mayoritas populasi, diperkirakan memboikot pemilihan umum karena kekuatiran soal kredibilitas dan keadilan.
Di lain pihak, para pengamat politik Afrika Utara menyebutkan partai-partai Islam diperkirakan bakal menggaet kemenangan dalam pemilihan umum hari ini. Hal itu adalah sebuah pergerakan yang telah bergema di Maroko, Tunisia, dan Mesir.
VOICE OF AMERICA | REUTERS | DWI ARJANTO