TEMPO.CO, Teheran - Setelah mengklaim sukses menyalin data-data rahasia dalam pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat yang jatuh di wilayahnya, Iran dikabarkan mulai mendekati Cina. Sumber Fox News menyatakan Teheran sedang membuat tawaran kepada Cina untuk membarternya dengan teknologi.
Drone adalah pesawat siluman tak berawak. Pesawat ini bisa melintas tanpa terdeteksi radar. Cina dikabarkan sangat ingin tahu tentang teknologi pesawat ini, sama berminatnya terhadap akses pada ekor helikopter AS yang jatuh di Pakistan setelah serangan penangkapan Usamah bin Ladin.
Baca Juga:
Seorang mantan pejabat intelijen mengatakan kepada Fox News tidak mungkin Iran bisa menemukan cara untuk menciptakan pesawat tanpa awak. Di lain pihak, Cina tidak selalu memiliki teknologi untuk membantu memajukan program nuklir Iran secara signifikan dengan imbalan akses ke bagian pesawat tak berawak itu. "Tapi Cina bisa menawarkan Iran semacam sebuah surat utang untuk mendukung dengan hak veto di Dewan Keamanan PBB," katanya.
Rusia juga akan tertarik pada kemampuan pengumpulan intelijen AS dan bisa menawarkan Iran teknologi balistik yang berguna untuk sistem pengiriman nuklir.
Menteri Pertahanan Leon Panetta dan anggota Senat Joe Lieberman meragukan klaim Iran perihal salinan informasi yang dikumpulkan pesawat mata-mata itu. "Saya kira ada sejarah di sini soal hobi menggertak Iran, khususnya sekarang ketika mereka defensif karena sanksi ekonomi kita terhadap mereka," katanya.
Baca Juga:
Penyelidikan 10 minggu atas jatuhnya pesawat tak berawak CIA di Iran dinyatakan selesai pada Februari. Salah satu materi investigasi adalah apakah malfungsi itu telah menyerahkan tidak hanya pesawat kepada Iran, tetapi juga data di dalamnya.
TRIP B | FOX NEWS