TEMPO.CO , Damaskus - Suriah telah lama menuduh jaringan berita Arab dan Barat kerap memelintir pemberitaan. Kini, rezim pimpinan Bashar al-Assad langsung tunjuk hidung: jaringan CNN sebagai antek teroris.
Media pemerintah menegaskan Kamis bahwa wartawan CNN terlibat dalam peledakan pipa minyak di provinsi Homs. Media ini juga menyebut CNN berkolaborasi dengan "pengkhianat."
Tuduhan muncul ketika televisi pemerintah Suriah menayangkan bagian dari dokumenter CNN, 72 Hours Under Fire, tentang tantangan yang dihadapi oleh tim CNN saat tugas di Homs.
Rafiq Lutf, digambarkan sebagai anggota Uni Jurnalis Arab di Amerika, bertanya pada program itu: "Siapa di belakang serangan itu? Ini adalah salah satu kelompok tertentu. Siapakah kelompok ini? CNN menjawab pertanyaan ini, "Ini salah satu dari dua: mereka adalah pelaku .... Tapi saya menjamin kepada Anda bahwa mereka adalah kaki tangan."
Tanya jawab penyiar dengan Lutf dijadikan bukti keterlibatan CNN dan wartawan Amerika yang hadir di sana dalam ledakan pipa minyak di Homs.
Kantor berita resmi SANA menulis bahwa rekaman mengungkapkan bahwa operator kamera yang juga koresponden CNN masuk Suriah secara ilegal melalui perbatasan Lebanon dan sepertinya telah dikoordinasikan dengan penyabot untuk memfilmkan sebuah video serangan dan mengirimkannya ke saluran mereka.
Tony Steve, wakil presiden eksekutif dan direktur pengelola CNN International, menyebut hal ini sebagai pernyataan "konyol." "Kami berdiri sendiri di balik pelaporan kami yang sangat baik di Suriah," katanya. "Sangat disayangkan bahwa warganya tidak sempat melihat film dokumenter penting tanpa intervensi konyol ini."
TRIP B | CNN