TEMPO.CO , KAIRO:-- Mesir menapak tahapan demokrasi berikutnya lewat pemilu presiden. Tahapan awal adalah pendaftaran yang dibuka mulai Sabtu pekan lalu. Lusinan orang mendatangi kantor komite pemilu di Ibu Kota Kairo untuk menyodorkan dokumen persyaratan. Pendaftaran ditutup pada 8 April mendatang.
Pemungutan suara akan digelar selama dua hari, dimulai pada 23 Mei dan akan berlanjut ke ronde kedua jika tak ada pemenang. Pemilu ini akan menandai tahap final transisi ke sipil dari sebuah dewan militer yang berkuasa setelah perlawanan populer yang mengakhiri rezim Husni Mubarak pada 11 Februari 2011.
Kandidat yang sejauh ini menyatakan akan maju bertarung antara lain mantan perdana menteri Ahmed Shafiq. Lalu, bekas Ketua Liga Arab Amr Moussa dan seorang bekas anggota Ikhwanul Muslimin, Abdel Moneim Abol Fotoh.
Beberapa pengamat menyebutkan hasil pemungutan suara sulit diprediksi. Namun banyak warga Mesir yang menyebutkan Moussa berpeluang besar karena namanya diterima dan pengalaman politiknya panjang di mata publik.
"Kebijakan pertama yang akan saya ambil jika terpilih sebagai presiden adalah segera mengaktifkan keamanan di jalan-jalan dan membangun ekonomi yang melorot," kata Shafiq kepada jurnalis setelah menyerahkan dokumen pendaftaran, Sabtu lalu. "Saya juga akan menarik investasi besar-besaran untuk menyediakan lapangan kerja buat para kaum muda."
REUTERS | DWI A