TEMPO.CO, Moskow - Satu hari setelah pemilihan umum di Rusia, Senin 5 Meret 2012, negara ini menghadapi situasi sulit. Polisi mengamankan gerakan demonstran yang memprotes adanya dugaan kecurangan.
Pakar pemerintahan, Masha Gessen, mengatakan keunggulan Vladimir Putin dalam penghitungan suara justru mempersulit dirinya. "Sejumlah webcam dipasang di tempat pengambilan suara dan pemilu berjalan dengan cara yang memalukan," ujarnya.
Gessen menambahkan, sejak pemilu dilaksanakan, kepolisian memerintahkan 10 ribu personelnya untuk mengantisipasi kekacauan. Penulis buku berjudul The Man Without Face, yang menceritakan kekuasaan Putin, itu mengatakan hal lain yang menyebabkan kerusuhan adalah ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintahan Putin.
Putin, yang masih menjabat sebagai Presiden Rusia, meraih 64 suara dalam hasil penghitungan sementara. Ia telah memerintah Rusia selama 12 tahun.
Puluhan ribu orang berunjuk rasa pada Senin, 5 Maret 2012, di lapangan Moskow, memprotes kemenangan tersebut. Demonstrasi berakhir dengan kerusuhan. Polisi menahan 250 demonstran.
Baca Juga:
Tindakan keras para petugas terhadap demonstran dikhawatirkan dapat semakin menyulutkan kemarahan. Demonstrasi yang terdiri dari sekitar 20 ribu orang itu merupakan rangkaian yang terjadi sejak Desember 2011. Alexei Navalny, seorang blogger, menjadi pemimpin demonstran.
Desember lalu, Putin menang dalam pemilu parlemen. Saat itu sudah ada berbagai tudingan mengenai dugaan kecurangan. Sejumlah bukti rekaman video dan foto-foto kecurangan pemilu ditunjukkan.
"Kecurangan berlangsung sistematis, bahkan muncul daftar nama pemilih dari sejumlah daerah. Padahal orang-orang tersebut tidak mengikuti pemilu," kata Gessen.
Penyelenggara pemilu menolak tuduhan kecurangan. Lembaga pemerintah memprediksi bahwa Putin akan memenangkan 64 hingga 66 persen suara. Namun lembaga independen memprediksi kemenangannya sekitar 50 persen.
"Vladimir Putin akan mengabaikan berbagai protes dan tuduhan. Namun dikhawatirkan ia akan menggunakan cara kekerasan bagi orang yang menentangnya," ujar Gessen.
THE STAR | SATWIKA MOVEMENTI