TEMPO.CO , DASMASKUS:- Pasukan tentara pemerintah Suriah diyakini menggunakan para tahanan sipil sebagai tameng hidup melawan kelompok oposisi untuk keluar dari Kota Homs. Para warga sipil itu ditempatkan dalam tank-tank pasukan tentara pendukung Presiden Bashar al-Assad.
"Mereka ditempatkan di tank-tank saat mengepung Kota Homs untuk mencegah kelompok oposisi Tentara Pembebasan Suriah kembali bertempur," kata seorang aktivis kelompok oposisi. Minggu 12 Februari 2012.
Taktik terbaru ini muncul saat hujan tembakan diarahkan ke Kota Baba Amr, tetangga Homs, kemarin, yang menandai delapan hari serangan tentara Assad di Kota Homs, untuk menyapu kelompok oposisi. "Rumah saya seperti menari. Saya hampir mati akibat pengepungan," kata Omar, aktivis oposisi lainnya.
Hingga kemarin warga Suriah yang masih tinggal di Kota Homs mengalami trauma dan ketakutan untuk bertahan di rumah mereka. Mereka diperbolehkan meninggalkan kota yang kebanyakan dihuni warga muslim Sunni oposisi Assad tersebut setelah berhari-hari terjebak di rumah akibat serangan senjata berat.
Masyarakat internasional mengulangi pernyataan soal kegagalan penguasa Assad menghentikan pembunuhan massal di Suriah. Liga Arab pun kemarin kembali membahas langkah penyelesaian konflik berdarah yang sudah berlangsung 11 bulan di Suriah. Liga Arab disebutkan sudah mempersiapkan draf resolusi baru yang akan diserahkan ke Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, bahwa di sini veto tidak berlaku. Namun resolusi yang dikeluarkan oleh Majelis Umum tidak mengikat secara hukum. Liga Arab juga berencana membahas penyelesaian Suriah di Kairo, Mesir.
Sedangkan pemimpin Al-Qaidah, kelompok milisi pendukung kekerasan dan teror ini, Ayman al-Zawahri, lewat rekaman video yang di-posting di situs Islam selama delapan menit kemarin mendesak warga Suriah tidak berhubungan dengan Barat dalam aksi protesnya menuntut Assad mundur.
"Rakyat kami di Suriah, jangan berhubungan dengan Barat atau Amerika Serikat atau pemerintah-pemerintah Arab dan Turki. Kamu tahu lebih baik mengenai apa rencana mereka untuk menentang kamu. Rakyat kami di Suriah, jangan bergantung pada Liga Arab dan pemerintah korup yang mendukungnya," kata Zawahri.
Ia juga mendesak negara-negara muslim di seluruh dunia membantu Suriah, baik dengan memberikan nyawanya, uang, pendapat, maupun informasi.
Dalam demo lanjutan pada Sabtu lalu, untuk pertama kali oposisi menewaskan petinggi militer pasukan Assad, Brigadir Jenderal Issa al-Kholi, yang juga Direktur Rumah Sakit Hamish dan ahli fisika. Ia ditembak di depan rumahnya di Damaskus. Kholi berasal dari keluarga militer suku Alawite--Assad juga bersuku Alawatie, suku minoritas di Suriah.
CNN I REUTERS I BBC I MARIA RITA