TEMPO.CO , Jakarta - Bekas Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter, Selasa, 10 Januari 2012, memuji pelaksanaan pemilu parlemen Mesir.
"Kami sangat senang," ujar Carter kepada wartawan dalam kunjungannya ke sebuah bilik suara di sekolah menengah khusus perempuan Rod al-Farag di distrik Ibu Kota Mesir, Kairo.
Dia katakan pemilu yang berlangsung dalam dua putaran sejak November 2011 lalu telah berlangsung damai meski ada beberapa masalah.
"Namun secara umum rakyat menunjukkan kegembiraannya," kata Carter saat mengakhiri kunjungan ke sekolah tersebut.
Usai berkunjung, penggagas perjanjian damai Camp David antara Mesir dan Israel ini mengadakan jumpa pers. Carter tiba di Mesir, Senin, 9 Januari 2012, untuk bergabung dengan 40 delegasi Carter Centre yang menjadi saksi pemilu bersama dengan 21 negara di Mesir sejak pertengahan November 2011.
Sampai sejauh ini dua partai utama Islam Mesir merebut kursi terbanyak di parlemen. Hal ini merefleksikan tren regional sejak Arab Spring menumbangkan rezim sekuler di sana.
Ditanya mengenai kehadiran kekuatan Islam, Carter menjawab: "Saya tak punya persoalan dengan itu. Pemerintah Amerika Serikat tak memiliki masalah dengan semua itu."
Ikhwanul Muslimin, sebuah kelompok gerakan politik di Mesir, mengklaim telah memenangi kursi pemilihan parlemen melalui Partai Keadilan dan Pembangunan (FJP). Pemenang berikutnya adalah al-Nouri, yang merepresentasikan kekuatran ultrakonservatif Salafi. Kemenangan kedua kelompok ini menimbulkan ketakutan terpinggirkannya kelompok liberal seputar soal kebebasan masyarakat sipil dan beragama.
AL ARABIYA NEWS | CHOIRUL