TEMPO Interaktif, Jakarta:-- Filipina akan melanjutkan perundingan dengan pemberontak Muslim Moro atau Front Pembebasan Islam Moro (MILF) pekan ini setelah terjadi serangkaian bentrokan berdarah yang nyaris memupus negosiasi. "Pembicaraan menandai kembalinya formal, negosiasi panel penuh di antara dua pihak," ujar penasihat senior pemerintah Filipina, Deles, kemarin di Manila. Namun dia menolak mengungkap detailnya.
"Sementara mengambil hati untuk menghindari pembicaraan awal dengan komentar atas harapan-harapan, saya tak bisa tapi mengambil pandangan positif fakta bahwa eksplorasi pembicaraan formal mendorong maju mengikuti tantangan-tantangan sangat serius untuk proses perdamaian dalam beberapa bulan terakhir," tuturnya.
Deles pun menyinggung soal terjadinya kekerasan skala besar dalam bentrokan pada Oktober lalu, ketika pemberontak MILF membunuh 19 tentara di Pulau Basilan, Filipina selatan.
Serangan itu memicu pertempuran di beberapa front di pulau utama bagian selatan, Mindanao. Sedikitnya 40 tentara, polisi, dan warga sipil tewas serta ribuan warga mengungsi.
Kekerasan menyulut tekanan kuat dari para pengkritik Presiden Benigno Aquino kepada pemerintah agar segera mengakhiri perundingan atau sebaliknya, memulai perang habis-habisan melawan MILF, yang berkekuatan 12 ribu orang.
Tapi Aquino berkukuh, serta para negosiator dari kedua sisi bertemu dalam serangkaian pembicaraan di balik layar di Kuala Lumpur, Malaysia, bulan lalu, dan bersiap membuka negosiasi formal pekan ini.
BANGKOK POST | Dwi A