TEMPO Interaktif, MISRATA - Putra sulung mantan pemimpin Libya, Muammar Qadhafi, dari istri keduanya, Saif al-Islam, dilaporkan telah tertangkap Ahad 23 Oktober 2011.
Juru bicara Dewan Transisi Nasional (NTC) mengatakan kepada stasiun televisi NBC bahwa Saif dan Moussa Ibrahim, mantan juru bicara rezim Qadhafi, ditangkap hidup-hidup tanpa cedera apa pun, di Nessma, dekat Kota Bani Walid, saat hendak menuju Misrata.
Penangkapan ini dilakukan oleh Brigade Osoud el Wadi alias Macan Gurun. Namun keterangan ini belum dapat dikonfirmasi lagi. Laporan ini membantah laporan sebelumnya, bahwa Saif ditangkap di Zlitan, 99 mil dari Tripoli, saat mengobati luka-lukanya.
NTC menduga, Saif tengah dalam perjalanan menuju Nigeria untuk menemui saudara lelakinya, Saadi, 38 tahun. Sepuluh hari lalu, keduanya meminta NTC membiarkan ayah mereka meninggalkan Sirte. Namun permintaan itu ditolak. Saif sendiri diyakini ikut bersama sang ayah di Sirte hingga Qadhafi tertangkap. Tetapi ia berhasil melarikan diri dari kerusuhan tersebut.
Dalam klan Qadhafi, pria berusia 39 tahun itu dikenal sangat pro-Barat. Ia mengaku turut membiayai kampanye presiden Prancis saat ini, Nicolas Sarkozy. Selain itu, alumnus London School of Economics ini dikenal sangat dekat dengan tokoh politik Inggris, setelah mantan Perdana Menteri Tony Blair menandatangani kesepakatan “Deal in the Desert” pada Maret 2004.
Sementara itu, jasad Muammar Qadhafi akan diserahkan kepada keluarga untuk dikebumikan. “Lokasi penguburan terserah keluarga, tapi harus melalui konsultasi dengan NTC,” ucap penasihat NTC, Ahmed Jibril, kepada AFP. Pihak NTC sendiri akan merahasiakan lokasi kuburan Qadhafi agar tak menjadi markas baru para pendukungnya.
DAILY MAIL | CHANNEL NEWS ASIA | SITA