Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menuai Kritik, Lee Myung-bak Tetap Melaju

image-gnews
Lee Myung-bak. REUTERS/Blue House
Lee Myung-bak. REUTERS/Blue House
Iklan

TEMPO Interaktif, Angin politik mulai kencang bertiup menjelang pemilihan Presiden Korea Selatan 2012. Suara-suara yang kecewa atas pemerintahan Lee Myung-bak tidak lagi samar-samar disuarakan. Di ruang kerjanya di Universitas Yonsei, Seoul, Moon Chung-in mengungkapkan kekecewaannya terhadap Lee, yang dinilainya konservatif.

Sorotan terutama dialamatkan pada kebijakan Lee terhadap penyelesaian konflik panjang dengan negara tetangganya, Korea Utara. Menurut ahli sejarah dan politik Korea tersebut, Lee dan partai pendukungnya, Partai Nasional Utama (Grand National Party), bersama militer telah memperkeruh hubungan dengan Pyongyang.

Pendekatan militer dengan membentuk pasukan penjaga perdamaian (peace keeping force) diyakini tidak akan menghasilkan perdamaian yang permanen bagi kedua negara. Pemerintah Lee juga tidak berinisiatif sendiri menyelesaikan konflik dengan Korea Utara. Sebaliknya, lebih banyak mendengarkan sekutu utamanya, Amerika Serikat.

Pemerintah Lee, menurut Moon, seharusnya mengedepankan pendekatan nonmiliter seperti kerja sama atau perdagangan dengan Pyongyang. “Masalah ada di pemerintah,” ujarnya saat berdiskusi dengan peserta Gwangju Asian Folk School 2011.

Sikap konservatif Lee juga menimpa Moon. Ia tidak lagi diizinkan berkunjung ke Korea Utara untuk bertemu dengan koleganya. Kebijakan serupa diterapkan kepada warga Korea Selatan di perbatasan.

Mantan Sekretaris Presiden Kim Dae-jung, Bapak Demokrasi Korea
Selatan, tersebut menjelaskan, pada masa Kim, hubungan kedua negara berlangsung jauh lebih baik. Saat itu Kim menerapkan kebijakan yang dikenal sebagai Sunshine Policy. Kebijakan ini menolak pendekatan militer serta mengedepankan kerja sama dan pertukaran perdagangan tanpa batas waktu.

Suara kecewa juga disuarakan oleh Chung Il-joon, sejarawan Korea dari Universitas Korea, Seoul. Menurut dia, unifikasi dua Korea sangat kompleks sehingga tidak bisa diselesaikan dengan kekerasan bersenjata, seperti yang terjadi di Semenanjung Korea pada akhir 2010.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masyarakat Korea Selatan juga belum siap untuk rekonsiliasi. “Karena masih ada upaya balas dendam satu dengan lainnya,” ujarnya. Padahal seharusnya Korea Utara bukan dianggap sebagai musuh.

Setali tiga uang. Park Gang-eui, budayawan dan pejuang hak asasi manusia Korea, juga kecewa terhadap Lee, yang membuat banyak rintangan bagi kegiatan budaya. Tahun lalu, misalnya, sempat terjadi debat atas lagu perjuangan yang diputar di pemakaman korban peristiwa perjuangan rakyat Korea yang menuntut demokrasi, atau dikenal dengan Gwangju Uprising pada Mei 1980. “Lagu itu dilarang untuk dinyanyikan,” ucap Park.

Menurut Moon, jika Lee kembali berkuasa, hubungan dua Korea bisa jadi semakin buruk. Ia sendiri tidak menganggap unifikasi dua Korea itu merupakan sesuatu yang penting. Sedangkan Chung tidak mengharapkan unifikasi. Kedua negara dapat hidup bertetangga dengan baik dan damai tanpa dipaksakan untuk bersatu kembali.

Namun Lee sepertinya tidak akan mundur. Pekan lalu, ia mengganti beberapa menteri yang mengurusi Korea Utara karena menuai banyak kritik. Lee pun memastikan diri maju lagi dalam pemilihan presiden tahun depan. Sebuah risiko politik yang akan dibayar mahal oleh rakyat Korea Selatan.

MARIA RITA (SEOUL, GWANGJU)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Warga Korea Selatan Kompak Gelar Boikot Produk Jepang

27 Juli 2019

Poster kampanye boikot produk Jepang bertuliskan
Warga Korea Selatan Kompak Gelar Boikot Produk Jepang

Gerakan boikot produk Jepang di Korea Selatan semakin intensif dan diwarnai aksi vandalisme dengan merusak mobil-mobil buatan Jepang


Pemerintah Korea Selatan Kurangi Masa Tugas Wajib Militer

31 Juli 2018

Lee Min Ho memulai wajib militernya sejak 15 Mei tahun lalu. Meski tidak bergabung dalam prajurit militer, Lee Min Ho ditempatkan di Kantor Distrik Gangnam dan bertugas layaknya pekerja kantoran seperti di dinas sipil dan pelayanan publik. Kabarnya, aktor The Heirs itu akan bebas wajib militer pada Mei 2019. soompi.com; weibo.com/Minoz_pimxin
Pemerintah Korea Selatan Kurangi Masa Tugas Wajib Militer

Pemerintah Korea Selatan kurangi masa tugas wajib militer


Rudal Taurus Korea Selatan Diklaim Ideal Hadapi Korea Utara

12 Oktober 2017

Media militer terkenal, IHS Janes edisi 5 Oktober menulis bahwa militer Korea Selatan berencana membeli tambahan 90 rudal jelajah Taurus KEPD 350K (Kinetic Energy Penetration Destroyer) karena meningkatnya ancaman dari Korea Utara. Korea Selatan telah mem
Rudal Taurus Korea Selatan Diklaim Ideal Hadapi Korea Utara

Rudal Taurus milik Angkatan Udara Korea Selatan ini dilengkapi dengan sistem antijam alias tidak bisa dibuat macet,


5 Kecanggihan F-15K, Andalan Korea Selatan Hadapi Korea Utara

12 Oktober 2017

Rudal jelajah Taurus KEPD-350K akan menjadi senjata andalan pesawat tempur F-15K Slam Eagle Angkatan Udara Korea Selatan. Negara ini akan menjadi negara pertama di Asia yang mengoperasikan pesawat tempur bersenjata rudal jelajah canggih buatan Jerman. Tau
5 Kecanggihan F-15K, Andalan Korea Selatan Hadapi Korea Utara

Korea Selatan ikut mengirimkan pesawat tempur F-15K, andalannya dalam iringan pesawat pengebom kelas berat milik Amerika yaitu B-1B Lancer kemarin.


Remaja Korea Selatan Tak Yakin Pecah Perang, Pilih Nikmati K-Pop

10 Oktober 2017

(dari kiri) Anggota kelompok girlband K-Pop `Girls' Generation`, Seohyun, Tiffany dan Tae Yeon, berfoto sebelum Seoul Music Awards di Seoul, Korea Selatan, 22 Januari 2015. (AP/Ahn Young-joon)
Remaja Korea Selatan Tak Yakin Pecah Perang, Pilih Nikmati K-Pop

Para remaja Korea Selatan menikmati hidup seperti biasa, berjoget, berkumpul dan menikmati band K-Pop favoritnya karena tidak yakin perang terjadi.


Khawatir Perang Pecah, Warga Korea Selatan Borong WarBag

27 September 2017

Sejumlah warga Korea Selatan berunjukrasa menolak penempatan THAAD, sistem pertahanan udara paling canggih Amerika Serikat, di Seoul, 28 April 2017. Korea Selatan memerlukan THAAD untu menghadapi ancaman rudal balistik korea Utara. AP/Ahn Young-joon
Khawatir Perang Pecah, Warga Korea Selatan Borong WarBag

Warga Korea Selatan memborong ransel untuk bertahan hidup saat perang atau WarBag menyusul meningkatnya ancaman perang nuklir di Semenanjung Korea.


Ini Cara Warga Korea Selatan Hindari Ketakutan Nuklir Korea Utara

22 September 2017

Barisan peti kemas, berjajar rapi menunggu mobil angkut untuk mengantarkan ke tujuan. Ekonomi Korsel yang berkembang pesat, membuat industri ekspor dan import menjadi maju. Hal ini berdampak meningkatnya aktivitas, pengiriman barang melalui jalur laut. Uiwang, Korea Selatan, 30 Maret 2015. SeongJoon Cho/Getty Images
Ini Cara Warga Korea Selatan Hindari Ketakutan Nuklir Korea Utara

You Jae Youn mengaku lebih banyak memikirkan pemenuhan kebutuhannya sehari-hari dibandingkan ancaman nuklir Korea Utara.


58 Persen Warga Korsel Tidak Yakin Korut Akan memulai Perang  

9 September 2017

Kementerian pertahanan Korea Selatan sukses mengembangkan Hyunmoo 2C yang memiliki jangkauan lebih jauh, 800 km dengan muatan hulu ledak 500 kg. Kemampuan ini sesuai revisi pembangunan rudal antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, pada 2012. Defense Ministry/Yonhap/via REUTERS
58 Persen Warga Korsel Tidak Yakin Korut Akan memulai Perang  

Rakyat Korea Selatan meminta pemerintah meningkatkan kemampuan teknologi pertahanan untuk menghadapi Korea Utara.


Terlalu Sering Main Golf, Penis Pria Ini Dipotong Sang Istri

3 September 2017

REUTERS/Valentin Flauraud
Terlalu Sering Main Golf, Penis Pria Ini Dipotong Sang Istri

Seorang istri memotong penis suaminya di Korea Selatan karena sang suami terlalu sering bermain golf.


Pasukan Khusus Korea Selatan Dilatih Bunuh Kim Jong-un  

31 Agustus 2017

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un melakukan kunjungan ke Institut Material Kimia di Akademi Ilmu Pengetahuan Pertahanan di Pyongyang, 23 Agustus 2017. Korean Central News Agency (KCNA)/via REUTERS
Pasukan Khusus Korea Selatan Dilatih Bunuh Kim Jong-un  

Korea Selatan tengah melatih pasukan khusus untuk melacak dan membunuh pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.