TEMPO Interaktif, Peshawar - Taliban Pakistan mengaku telah menyerang iring-iringan mobil konsulat Amerika Serikat di Peshawar, Jumat, 20 Mei 2011. Serangan itu sebagai balasan atas kematian pemimpin Al-Qaidah, Usamah Bin Ladin, oleh pasukan khusus Amerika Serikat awal bulan ini.
Namun demikian, jelas juru bicara Kedutaan Besar Amerika Serikat, Alberto Rodriguez, serangan tersebut tak mencederai warganya, kecuali seorang warga Pakistan tewas dan melukai 10 lainnya.
Ledakan bom itu terjadi di jalan utama sebuah kawasan tempat para diplomat Barat tinggal. Menurut polisi, bom tersebut memiliki berat 50 kilogram. "Serangan ditujukan kepada dua mobil konvoi konsulat di Peshawar. Satu mobil dihantam bom. Kami masih menginvestigasi apa yang sesungguhnya terjadi," kata Rodriguez.
Peshawar kerap menjadi target serangan militan Taliban untuk mengusir Amerika Serikat yang mendukung Pemerintah Pakistan. Kota ini pernah menjadi basis perlawanan Bin Ladin pada 1980-an ketika kelompok Islam yang dipimpinnya berjuang mengusir pendudukan Uni Soviet di Afganistan.
Al-Qaidah dan sekutunya, Taliban Pakistan, mengutuk pembunuhan Bin Ladin oleh pasukan khusus Amerika Serikat, 2 Mei 2011. Kelompok ini juga menjadikan Pemerintah Pakistan dan negara-negara sekutu Barat sebagai sasaran serangan.
"Staf diplomat seluruh negara-negara NATO adalah target (serangan) kami," kata Ehsanullah Ehsan, juru bicara Taliban, kepada Reuters melalui telepon dari lokasi yang dirahasiakan.
"Kami akan melanjutkan serangan. Pakistan adalah target pertama kami, sedangkan Amerika Serikat target kedua."
Kepala kepolisian Peshawar, Liaqat Ali mengatakan kepada para wartawan bahwa orang-orang dungu itu mendekati mobil yang sedang parkir di sisi jalan. Mereka kemudian meledakkan salah satu kendaraan konsulat. Inspektur polisi Ijaz Khan mengatakan kepada Reuters, dua petugas keamanan warga Amerika Serikat cedera dan dilarikan ke fasilitas medis Amerika Serikat.
CA