TEMPO Interaktif, RABAT - Serangan pesawat tempur Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menargetkan prasarana penyiaran dan telekomunikasi di beberapa kota di Libya. "Prasarana telekomunkasi, stasiun radio dan televisi di beberapa kota menjadi subyek bombardir pesawat agresi kolonial," demikian laporan televisi Libya, Al-Libya Channel, Rabu (20/04). Namun Al-Libya tak menjelaskan lebih detail serangan tersebut.
Laporan ini dibantah pejabat barat dengan mengatakan NATO hanya menargetkan target militer sesuai mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa. NATO menyerang Libya dengan dalih untuk menerapkan zona larangan terbang dan melindungi warga sipil dari pasukan rezim Muammar Qadhafi.
Hari ini Pesiden Prancis Nicolas Sarkozy dilaporkan akan bertemu pemimpin pemberontak Libya, Mustafa Abdel Jalil, di Paris. Pertemuan ini untuk memecahkan kebuntuan konflik Libya yang berlangsung sejak dua bulan lalu. Ini akan menjadi pertemuan pertama antara Sarkozy dan Jalil, bekas menteri kehakiman Qadhafi, untuk mengakui dewan transisi nasional pemberontak.
Sumber terdekat oposisi Libya mengatakan Jalil diharapkan meminta NATO meningkatkan serangan mereka dan memberikan daftar nama pejabat di Tripoli yang membelot menjadi oposisi, dan akan bekerja jika Qadhafi kalah.
REUTERS | SUNARIAH