Pilihan ini datang tepat saat Uganda menggelar pemilihan umum multi partai yang berlangsung hari ini, Jumat (18/02). Pemilu ini merupakan yang kedua dalam 30 tahun terakhir. Dalam pertarungan politikini, Presiden Yoweri Museveni harus menghadapi delapan lawan politiknya. Lawan paling berat adalah bekas sekutunya yang juga ahli fisika, Kizza Besigye. Pada pemilihan presiden 2006 lalu, Besigye berhasil meraup 37 persen suara.
Besigye, 54 tahun, berencana melepas seluruh hasil suara yang diperolehnya dan mengancam akan menggelar protes jika hasil yang diperolehnya sesuai dengan perkiraan pendukungnya. Besigye menekankan Uganda siap menggelar revolusi seperti Mesir menentang setengah abad kekuasaan Museveni.
Baca Juga:
Namun sebelumnya, dalam pekan ini, Museveni telah menegaskan akan memenjarakan siapapun yang berusaha mencetuskan protes. Dia mengatakan tak ada seorang pun yang dapat melakukan tindakan di luar konstitusi untuk merebut kekuasaan.
Pemilu di Uganda dibuka sejak pukul 07.00 pagi waktu setempat. Namun banyak material pemilu terlambat datang ke tempat pemungutan suara, sehingga menyebabkan pemilih harus menunggu. “Kami menunggu sejam, tapi pemungutan suara tetap terlambat,” kata Robert Mwanja, 35 tahun. Pemilih lainnya memastikan akan memilih untuk membuat perubahan di negaranya. “Kami perlu perubahan,” ujar Stephen Asiimwe, 40 tahun.
AP | SUNARIAH
Baca Juga: