TEMPO.CO, Kampala - Sedikitnya satu oran dilaporkan tewas di ibu kota Uganda, Kampala, setelah polisi bentrok dengan pendukung oposisi menyusul penahanan terhadap calon presiden yang berkampanye menjelang pemilihan umum.
Menurut sejumlah saksi mata kepada kantor berita Reuters, beberapa orang juga cedera akibat bentrok itu. Dalam aksi tawuran ini, polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata. Aementara penyokong oposisi melempari polisi dengan batu di pinggiran ibu kota, Wandegeya.
Pemimpin oposisi utama Kizza Besigye, yang juga Ketua Partai Forum untuk Perubahan Demokratik (FDC), ditahan pada Senin petang, 15 Februari 2016, waktu setempat. Ini penahahan kedua setelah dia demonstrasi bersama ribuan pendukungnya di jalan-jalan Kampala. "Dia dibebaskan segera oleh aparat keamanan," kata juru bicara partai.
Polisi mengatakan, Besigye ditahan lantaran dia tidak mematuhi rute kampanye yang ditentukan sehingga mengganggu ketertiban umum. "Polisi membenarkan ada korban satu orang tewas selama unjuk rasa," kata juru bicara Kampala, Patrick Onyango, kepada berita AFP, tanpa menjelaskan keterangan lebih lanjut.
Beberapa politikus dari oposisi mengatakan kepada AFP, ada tiga orang tewas tetapi klaim tersebut tidak bisa diverfikasi kepada pihak berwenang di Uganda.
Juru bicara FDC, Semujju Nganda, mengatakan, beberapa pendukunnya cedera setelah mendapatkan pukulan polisi. "Kami protes atas aksi brutal polisi terhadap pendukung kami dan menyasar calon presiden kami," ucapnya.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN