Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wawancara Khusus Tempo dengan Aung San Suu Kyi di Burma

image-gnews
Aung San Suu Kyi. REUTERS/Soe Zeya Tun
Aung San Suu Kyi. REUTERS/Soe Zeya Tun
Iklan

TEMPO Interaktif, Burma - “Berani sekali Anda datang sendiri menemui saya,” ucap Aung San Suu Kyi, pemimpin gerakan damai untuk demokrasi di Burma dan pemimpin partai politik National League for Democracy (NLD), saat ditemui Maria Rita dari Tempo di kantornya di Yangon, Burma, Selasa pekan lalu.

Menemui penerima Nobel Perdamaian 1991 itu, apalagi untuk mewawancarainya, jelas bukan hal yang mudah. Seorang staf Suu Kyi menyatakan perlu usaha ekstra keras masuk ke negeri junta militer itu terlebih dulu sebelum menemui tantangan berikutnya mewawancarai Suu Kyi.

“Saya ingatkan Anda, segalanya tak ada yang pasti di sini,” ujarnya. “Silakan saja menguji keberuntungan Anda.”

Pemerintah junta memang dikenal sangat ketat dalam pemberian visa masuk ke Burma. Bahkan visa on arrival pada pertengahan tahun ini tidak diberlakukan lagi karena diduga banyak dipakai untuk kegiatan jurnalistik, politik, dan aktivis NGO. Tempo akhirnya berhasil masuk Burma melalui Thailand.

Tantangan berikutnya muncul. Mata-mata nyalang terus menguntit siapa pun yang hendak berkunjung ke markas NLD, partai bentukan Suu Kyi. Ketika Tempo hendak mengikuti acara ritual Buddha yang akan dilaksanakan Suu Kyi pada Rabu (8/12) di depan kantor NLD, dua pria menghampiri ketika Tempo berusaha mengambil foto Suu Kyi memberikan hadiah dalam kantong plastik kuning kepada para biksu. Mereka saling mengedipkan mata dan menanyakan kehadiran orang asing di dekat mereka.

Di kantor NLD, seorang pejabat yang mengurusi media membuat media mana pun kian pesimis bisa mewawancarai langsung tokoh demokrasi yang belum lama dibebaskan dari tahanan rumah itu. Menurutnya, puluhan permohonan wawancara dari berbagai media internasional sudah menumpuk. Keputusan menentukan media mana yang akan diterima untuk wawancara ada di tangan Suu Kyi sendiri. Sejauh ini, ujarnya, media internasional yang mewawancarai langsung Suu Kyi belum ada. Suu Kyi hanya pernah beberapa kali memberikan wawancara pendek lewat telepon.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kabar mengejutkan dan sekaligus menggembirakan itu pun datang beberapa hari kemudian. Suu Kyi memutuskan menerima Tempo pada Selasa (14/12) pukul 10.30. Ketika ditanya mengapa akhirnya menerima Tempo, Suu Kyi yang menyambut di ruang kerjanya dengan senyum dan keramahan yang tulus, mengatakan, ”Indonesia, teman dekat kami.”

Wawancara lengkap Tempo dengan anak perempuan peletak dasar demokrasi untuk Burma, Jenderal Aung San, itu bisa dibaca di Koran Tempo, Majalah Tempo, dan Tempo Interaktif, Senin mendatang. Sedikit bocoran wawancara, Suu Kyi antara lain bicara tentang:

1. Tuntutannya pada pemerintah Burma untuk melepas seluruh tahanan politik.
2. Harapannya pada Indonesia dan ASEAN
3. Ketidaktakutannya pada penjara
4. Hobinya selama dalam tahanan rumah: membaca Harry Potter!

Maria Rita | YR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

9 April 2019

Ular piton. shutterstock.com
Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

Ular piton betina ini memiliki panjang lebih dari lima meter dengan bobot lebih dari 63 kilogram di temukan di Florida, Amerika Serikat.


Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

8 September 2018

Ilustrasi Facebook. (AP Photo/Thibault Camus)
Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

Facebook menghapus fitur terjemahan bahasa Burma untuk mengatasi ujaran kebencian terhadap suku Rohingya di Myanmar


16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

2 April 2013

Pemimpin junta militer Myanmar Than Shwe. AP /David Longstreath
16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

Pada 1964, sejumlah media massa swasta, berbahasa Inggris atau lokal, ditutup paksa oleh militer.


PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

3 Desember 2012

Massa yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Indonesia melakukan aksi unjuk rasa solidaritas untuk Muslim Rohingya di depan Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (5/8). ANTARA/Ardiansyah Indra Kumala
PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

Menurut Kalla, bantuan PMI-OKI untuk warga Rohingya bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan.


Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

17 September 2012

Aung San Suu Kyi mendapat gelar doctor honoris causa di Oxford University
Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

Aung San Suu Kyi akan jadi pembicara di Universitas Yale dan Louisville. Kunjungannya ke Amerika untuk menjelaskan kondisi politik Burma.


Era Sensor Media di Burma Berakhir

20 Agustus 2012

Aung San Suu Kyi. AP/Khin Maung Win
Era Sensor Media di Burma Berakhir

Pemerintah Myanmar menghapus penyensoran atas media. Apa komentar pekerja media?


Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

18 Agustus 2012

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla didampingi Menteri Urusan wilayah Perbatasan  Myanmar Letnan Jenderal Thein Htay mengunjungi barak pengungsi etnis Rohingya di Thet Kay Pyin, Ibukota negara bagian Rakhine Sittway, Myanmar, Sabtu (11/08). ANTARA/HO-Dokumentasi-JK
Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

PMI juga akan mengajak palang merah dari negara-negara Islam ke Myanmar.


Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Sejumlah aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) membawa poster saat berunjukrasa di perempatan vetaran, Malang, Jawa Timur, Rabu (1/8). ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

Indonesia memahami kesulitan Myanmar menyelesaikan konflik Rohingya.


Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Sejumlah pengunjuk rasa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Rohingya (AMPERA) melakukan aksi solidaritas untuk masyarakat muslim Rohingya, di Bundaran Majestik Medan, Sumut, Selasa (7/8). ANTARA/Irsan Mulyadi
Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

Selama ini, warga Rohingya yang minoritas memang kerap jadi korban perlakuan diskriminatif.


KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

29 Juli 2012

Sejumlah wanita suku Rohingya, yang bisanya tinggal di perbatasan Myanmar Bangladesh, berjalan untuk mengambil air di kamp pengungsian di Kutupalong, Bangladesh (7/3). Foto disiarkan hari ini (13/3).  AP/Pavel Rahman
KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

Desakan ini datang dari Tunisia dan didukung sejumlah negara Arab.