Justru yang mengejutkan adalah prosentase kursi Ikhwanul dalam parlemen baru nanti: nol. Ikhwanul, gerakan Islam yang memiliki 88 kursi di parlemen saat ini dan menjadi oase di antara 83 juta rakyat Mesir, telah lenyap eksistensinya dalam peta politik, setidaknya untuk ronde pertama pemilu.
"Setidaknya harus kreatif dalam platform pemilu," kata Hisyam Kassem, seorang penerbit koran dan pengacara hak asasi manusia, Selasa (30/11). "Saya perkirakan hanya sedikit kursi untuk oposisi." Dia menambahkan, "Tidak ada yang bisa setrum saya sekarang."
Angkanya dapat berubah: 26 kandidat Ikhwanul akan ditetapkan untuk pemilu hari Minggu. Tetapi kubu Ikhwanul dan kelompok oposisi lainnya tampaknya melihat hasil awal sebagai tanda bahwa Partai Nasional Demokrat, yang berkuasa bermaksud untuk memperkuat cengkeraman sebelum pemilihan presiden tahun depan, sudah merancang monopoli parlemen dengan dengan 518 kursi di DPR.
Pemerintah menolak terhadap tuduhan penipuan dalam gelaran pemilu terbaru, mengatakan bahwa hanya 1,4% dari suara yang didiskualifikasi dalam pemungutan suara pada Ahad lalu.
Menurut Sameh al-Kashef, juru bicara Komisi Pemilihan Umum, tingkat partisipasi sekitar 35 persen, lebih tinggi untuk pemilihan Mesir dan 14 juta pemilih telah berpartisipasi.
Washington Post | AP | Al Jazeera | dwi a