"Departemen Pertahanan memutuskan untuk menghancurkan buku itu karena mengandung informasi yang bisa mengganggu keamanan nasional," kata Jurubicara Departemen Pertahanan Letnan April Cunningham. Katanya, Satuan Tugas Komando Rahasia, Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA), dan Badan Keamanan Nasional (NSA) juga turut serta.
Sebagaimana dilansir Daily Mail, dalam buku itu Letkol Shaffer menulis bahwa pihak berwenang Amerika Serikat tahu jika salah satu tersangka pelaku serangan 11 September 2001 ke menara kembar World Trade Center di Manhattan, Mohammad Atta, merupakan ancaman. "Tapi pemerintah tak pernah mengawasi Atta secara khusus," tulis Shaffer.
Letkol Shaffer mengatakan bahwa proyek penulisan buku ini atas seizin komandannya. "Tapi ketika CIA dan badan-badan keamanan lain membacanya, mereka menolak," tuturnya. Katanya lagi, memborong 10 ribu buku dan membungkam sebuah kisah di era digital seperti sekarang ini merupakan pekerjaan sia-sia. "Ini menggelikan," ujarnya.
Mark Zaid, kuasa hukum Letkol Shaffer, mengatakan bahwa Markas Angkatan Darat Amerika Serikat telah memeriksa dan menyortir buku yang berisi memoar Shaffer itu sebelum naik cetak. "Belakangan setelah dicetak baru Departemen Pertahanan keberatan," katanya. "Mereka bilang banyak mengandung informasi rahasia."
St. Martin's Press, perusahaan yang mencetak buku Shaffer telah merilis cetakan kedua buku itu. Namun, kata pihak percetakan,terdapat beberapa perubahan karena desakan pemerintah Amerika Serikat terkait isi buku yang bersifat rahasia. "Klien saya dan penerbit setuju dengan perubahan itu," tutur Zaid.
| CSMONITOR | GUARDIAN | ANDREE PRIYANTO