Kapal layar dengan nama Irene ini membawa 10 penumpang dan kru terdiri dari kaum Yahudi asal Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Israel.
"Kapal akan merapat ke pantai Gaza dan menurunkan bantuan. Ini simbol antikekerasan, solidaritas, dan protes atas pelarangan pengiriman barang untuk orang-orang di Jalur Gaza," demikian pernyataan para aktivis organisasi tersebut.
Mananggapi aktivitas kaum Yahudi, menteri luar negeri Israel melalui juru bicara Yogal Palmor, Senin, mengatakan pihak berwajib akan menanyakan keperluan mereka. Jika mereka akan pergi ke Jalur Gaza, maka akan diarahkan ke pelabuhan Al Arish. Seandainya kapal tetap ngotot ke sana, militer akan menggeret mereka ke Ashdod.
Dalam kapal tersebut berisi mainan anak-anak, instrumen musik, serta jejaring ikan. Selain itu, para aktivis kemanusiaan juga membawa peralatan kesehatan untuk mendukung Program Kesehatan Mental Gaza.
"Kebijaksanaan pemerintah Israel tidak mendukung seluruh kaum Yahudi," jelas Richard Kuper of Jews for Justice for Palestinians, salah satu organisasi Yahudi dunia. "Kami serukan kepada seluruh pemerintah dan masyarakat di dunia berbicara dan menentang pendudukan serta pengepungan."
Sementara itu kepolisian Siprus, seperti disampaikan juru bicara Michalis Katsounotos, mengatakan mereka tidak tahu atas keberangkatan kapal tersebut dari negerinya. Sebab Siprus telah mengeluarkan pelarangan terhadap kapal itu menuju Gaza.
Mei lalu, kapal kemanusiaan bertolak ke Gaza dari Turki diserang militer Israel. Akibat serbuan tersebut, jatuh korban, sembilan orang meninggal dunia. Dalam sidangnya, Rabu pekan lalu, Dewan Hak Asasi Manusia PBB menyimpulkan bahwa pasukan keamanan Israel telah melakukan pelanggaran hukum internasional.
CNN | CHOIRUL