TEMPO Interaktif, Bogota - Sebuah pesawat Boeing 737 yang dipenuhi wisatawan mengalami kecelakaan saat mendarat sehingga pesawat terbagi tiga di sebuah pulau di Kepulauan Karibia, Senin (16/8). Namun, hanya satu dari 131 orang di pesawat yang tewas. Gubernur setempat pun menyebut kejadian tersebut sebagai ‘keajaiban’.
Dalam cuaca yang buruk dengan diwarnai petir, pesawat tersebut membentur landasan di Pulau San Andres, Kolombia, dan tubuh pesawat tergelincir sehingga patah dan roda pesawat rusak serta saty mesin robek. Pesawat tersebut akhirnya berhenti di salah satu ujung landasan dalam keadaan terbelah. Sementara, para penumpang berebutan untuk menyelamatkan diri.
Kolonel David Barrero dari Angkatan Udara Kolombia mengatakan otoritas setempat sedang menyelidiki laporan bahwa pesawat tersebut terkena petir sebelum mengalami kecelakaan.
Menurut Gubernur San Andres, Pedro Gallardo, dari 125 penumpang dan enam kru pesawat Aires Flight 8520 tersebut, hanya satu orang tewas yaitu Amar Fernandez, 68 tahun. “Itu sebuah keajaiban dan kami harus berterima kasih kepada Tuhan,” ujar Gallardo.
Pejabat setempat mengatakan 119 orang dirawat atau menjalani pemeriksaan di klinik dan lima orang di antaranya luka parah. Pihak maskapai mengatakan lima orang warga Amerika Serikat termasuk penumpang dalam pesawat tersebut. Sementara Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kolombia mengkonfirmasi empat warga Amerika terluka dan mendapat perawatan.
Perwakilan maskapai, Erika Zarante, mengatakan empat warga Brasil, dua warga Jerman, dua warga Kosta Rika, dan dua warga Prancis juga ada dalam pesawat tersebut.
Karena kecelakaan tersebut terjadi dalam waktu sangat singkat, pilot pesawat tidak melaporkan keadaan darurat ke menara control. Menurut Deputy Director of Civil Aeroautics Agency, Kolonel Donald Tascon, pesawat tersebut diduga mengalami kerusakan parah karena telat mempersiapkan untuk mendarat yaitu di ketinggian 30 meter.
AP| KODRAT SETIAWAN