TEMPO Interaktif, Jakarta - Beberapa penumpang berada di kokpit pesawat yang jatuh menewaskan Presiden Polandia dan lebih dari 90 orang lain, berdasarkan penyelidikan.
Namun, pertanyaan tentang apakah awak ditekan untuk mendarat tidak terjawab.
Salah satu dari mereka yang berada di kokpit telah diidentifikasi, tetapi yang diperoleh BBC itu bukan Presiden.
Pesawat itu jatuh saat mencoba mendarat di Smolensk, Rusia Barat, pada tanggal 10 April, menewaskan puluhan warga Polandia.
Penyelidikan itu, yang merilis temuan awal atas penyelidikan, mengkonfirmasi bahwa kru berkali-kali memperingatkan tentang cuaca buruk.
Alexei Morozov, kepala komisi teknis yang memeriksa kecelakaan itu, mengatakan pengendali lalu lintas udara telah memperingatkan dua kali bahwa visibilitas adalah 400m (1.312 kaki) dan bahwa "tidak ada kondisi untuk mendarat".
Kemudian, empat menit sebelum kecelakaan itu, pesawat Polandia lainnya yang mendarat sebelumnya mengatakan visibilitas telah jatuh ke 200m, katanya.
Mr Morozov juga mengatakan delapan awak kapal pesawat yang jatuh telah dibentuk beberapa hari sebelum penerbangan dan "tidak mengalami pelatihan simulasi rutin, termasuk praktek koordinasi dan situasi darurat selama penerbangan".
Pesawat Tupolev-154 kepresidenan bekerja penuh ketika kecelakaan, kata Mr Morozov, menurut laporan oleh kantor berita Rusia Itar-Tass.
Dia mengatakan sistem di bandara Smolensk tempat pesawat itu berusaha mendarat juga beroperasi secara normal.
Penyelidikan itu, yang dilakukan oleh komite udara antar-negara untuk Uni Soviet, mengesampingkan setiap serangan teroris, ledakan, atau kebakaran di pesawat.
BBC | EZ