Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Demonstran Kaus Merah Terbelah

image-gnews
Aksi pendukung Perdana Menteri terguling Thaksin Shinawatra di Bangkok, Thailand. REUTERS
Aksi pendukung Perdana Menteri terguling Thaksin Shinawatra di Bangkok, Thailand. REUTERS
Iklan
TEMPO Interaktif, Bangkok -Demonstran Kaus Merah, yang memiliki nama resmi Front Persatuan Demokrasi Melawan Kediktatoran (UDD), kalang-kabut setelah didesak Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva. Mereka juga tampak terbelah saat menyikapi apakah akan mogok demo atau tidak. Sehari sebelumnya, Abhisit memang mendesak dan mengultimatum kelompok itu untuk segera memberi jawaban kapan mereka mengakhiri protes.

Pemimpin kunci Kaus Merah, Veera Musikhapong, Natthawut Saikua, dan Jatuporn Prompan, membatalkan konferensi pers dan langsung menggelar pertemuan darurat untuk meng-counter tuntutan terbaru perdana menteri.
Setelah tiga jam berdiskusi, Jatuporn mengatakan kelompoknya tidak bisa datang dengan posisi biasa. Mereka, Jatuporn menambahkan, butuh waktu untuk berdiskusi lebih lanjut sebelum membuat keputusan akhir.

Pemimpin Kaus Merah lainnya, Weng Tojirakarn, menyayangkan sikap pemerintah itu. Sebab, kata dia, selama ini pemerintah tidak merespons beberapa permintaan Kaus Merah, termasuk menghentikan status darurat sebelum protes berakhir. "Pemerintah gagal memperlihatkan kesungguhannya kepada kami," ujarnya.

Seperti janjinya Ahad lalu, Abhisit memberikan batas waktu sampai kemarin kepada Kaus Merah untuk memberikan jawaban jelas kapan mereka mengakhiri protes. Dia juga menuduh bekas perdana menteri Thaksin Shinawatra sengaja menghambat upaya penyelesaian krisis politik yang berlangsung sejak dua bulan lalu.

Adapun Kaus Merah pada prinsipnya setuju untuk bergabung dalam proses rekonsiliasi yang ditawarkan Abhisit pada Senin pekan lalu. Rekonsiliasi ini untuk mengakhiri perpecahan politik dan sebagai jalan untuk pelaksanaan pemilu 14 November mendatang. Namun mereka masih berat berdamai dengan pemerintah karena beberapa hal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di tengah ketegangan UDD, sebuah bom berkekuatan besar meledak di rumah Ketua Komisi Pemilu Thailand Aphichart Sukkhakanont, Ahad malam lalu. Beruntung, saat insiden, Aphichart dan keluarganya tidak berada di rumah. Mereka meninggalkan kediaman itu sejak Kaus Merah mulai berdemo di Bangkok. Seperti dilaporkan kantor berita Thailand, tak ada korban terluka dalam insiden itu, begitu juga penjaga rumah, dinyatakan selamat. Hanya dinding rumah yang rusak.

BANGKOK POST | XINHUA | REUTERS | SUNARIAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Pesepak bola Timnas Indonesia berlatih menjelang laga lanjutan Piala AFF 2018 melawan Thailand, di Stadion Nasional Rajamangala, Bangkok, Thailand, Jumat, 16 November 2018. Pertandingan tersebut akan digelar di Stadion Rajamanggala, Bangkok, Thailand, Sabtu, 17 November 2018. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.


110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

Suasana saat warga menunggu di tepi jalan di sekitar Grand Palace untuk mengikuti upacara kremasi mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, di Bangkok, Thailand, 24 Oktober 2017. AFP PHOTO
110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.


Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Shinawatra. Guardian.co.uk
Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.


Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Mantan PM Thailand, Yingluck Shinawatra, tersenyum saat menerima media asing di rumahnya di Bangkok, Thailand, 12 Februari 2016. Menurut pengamat, Yingluck dan keluarga Shinawatra akan terlibat pada kampanye Pemilu 2017.  REUTERS/Jorge Silva
Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.


Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Kimlun Jinakul (91) meraih gelar sarjana ekologi manusia di Sukhothai Thammathirat Open University dari Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun. AP Photo
Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat


UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

Raja baru Thailand, Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun berbicara setelah mendapat undangan dari parlemen untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai raja di Bangkok Dusit Palace, Thailand, 1 Desember 2016. Thailand Royal Household Bureau/Handout via REUTERS.
UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.


Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Pusat Kerajaan Thailand/TEMPO/Nico J Tampi
Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.


Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn


FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.


Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Sodahead.com
Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.