Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Obama 'Berkeringat' Hadapi Voting Undang-undang Reformasi Kesehatan  

image-gnews
Barack Obama. AP/Charles Dharapak
Barack Obama. AP/Charles Dharapak
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta -Menjelang jam-jam terakhir voting Rancangan Undang-Undang Reformasi Kesehatan, Presiden Amerika Serikat Barack Obama siaga di Capitol Hill. Ia mengirim seruan final untuk voting yang digelar siang hari ini waktu Washington.

Dia menggambarkan voting kongres itu sebagai momentum amat "bersejarah". Berpidato dengan berapi-api, Obama mementahkan kritik atas RUU dari para anggota Republik dan beberapa Demokrat. "Waktunya untuk reformasi adalah saat ini!"

"Kita sudah menunggu cukup lama, dan dalam beberapa hari ini perjuangan seabad bakal mencapai final dalam sebuah voting bersejarah," katanya.

Gara-gara urusan ini pulalah Obama kembali menangguhkan rencana kunjungannya ke Indonesia hingga Juni nanti. Padahal kunjungan itu sudah digagas sejak ia terpilih sebagai presiden, dan Indonesia telah bersiap jauh-jauh hari.

Menurut presiden Afro-Amerika pertama itu, sudah setahun terjadi "debat keras" soal RUU Kesehatan. "Tiap argumentasi sudah dipaparkan. Kita sudah menggabungkan ide-ide terbaik dari Demokrat dan Republik ke dalam sebuah proposal final," kata Obama.

Lobi juga sudah gencar dilakukan. Toh, Obama tetap "berkeringat" karena Partai Republik dan beberapa anggota Demokrat tetap bersumpah menggagalkan lolosnya RUU. Namun harapan datang dari empat anggota Demokrat yang berubah mendukung setelah menerima sebuah kertas laporan bagus dari para analis anggaran kongresional.

Di antara mereka ada anggota DPR John Boccieri, Allen Boyd, dan Suzanne Kosmas, yang mengumumkan beralih dari berkata "tidak" pada November lalu menjadi "ya" kini--menambah sokongan baru anggota Demokrat yang belum memutuskan menjadi enam dalam tiga hari ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Saya sangat senang atas momentum perkembangan RUU," kata Ketua DPR Nancy Pelosi. "Saat kami membawa RUU ke publik, kami bakal bisa meraih kemenangan signifikan untuk rakyat Amerika."

"Saya sangat yakin bahwa kita bakal menang voting dan RUU bakal disahkan," ujar anggota DPR Partai Demokrat, James Clyburn.

Clyburn menyebutkan, dia dan beberapa punggawa partai telah membujuk dan menjelaskan kepada sekitar dua lusin anggota Demokrat yang ragu tentang keuntungan-keuntungan dari rancangan tersebut. Dia mengatakan, mereka mendapat alat yang berharga ketika analis RUU memberi nilai yang baik. Kantor Anggaran Kongres, yang nonpartisan, memperkirakan rancangan itu akan mengurangi defisit anggaran sebesar US$ 138 miliar selama 10 tahun dan memberikan jaminan asuransi bagi 32 juta (ditaksir saat ini 36 juta) warga Amerika Serikat yang saat ini tak ditunjang asuransi kesehatan.

Dua kelompok lobi yang kuat, Amerika Medical Association, yang mewakili para dokter, dan AARP, yang mewakili para veteran, dilaporkan sudah mendukung reformasi. Keduanya adalah pendukung RUU versi sebelumnya.



Washington Post | AP | Dwi A

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran