“Jika melihat kasus yang sudah pernah terjadi sebelumnya ada baiknya kita membutuhkan petugas keamanan yang lebih bagus lagi. Jadi mereka yang bertanggung jawab terhadap keamanan tidak boleh mengendurkan pengawasannya walalupun hanya sedetik,” kata Poupard, Jumat (25/12) waktu setempat.
Juru bicara Vatikan Pastur Federico Lombardi menjawab krtik dengan mengatakan bahwa Paus tidak bisa diamankan 100 persen. “Paus ingin selalu dengan dengan orang-orang. Pihak keamanan Vatikan kemarin langsung bereaksi cepat. Memang kita tidak bisa mengamankan semua kejadian,” kata dia.
Ia juga mengatakan yang harusnya diperketat adalah pemeriksaan keamanan sebelum masuk gereja. “Memang jika dilihat sepintas wanita itu tidak terlihat berbahaya,” kata dia.
Vatikan mengidentifikasi wanita yang menyerang Paus bernama Susanna Maiolo dan berkewarganegaraan Italia dan Swiss. Saat diperiksa, wanita berusia 25 tu memang tidak bersenjata. Namun menurut laporan media ia punya gangguan jiwa.
Insiden penyerangan Paus ini mengingatkan pada kejadian penyerangan kepada Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi. Presiden klub AC Milan itu, pada pertengahan Desember ini juga diserang oleh orang yang diduga punya gangguan jiwa.
TIMES | DANANG WIBOWO