Seorang juru bicara militer mengatakan, sebanyak 65 orang bersenjata menguasai sebuah sekolah di Provinsi Agusan del Sur, Kepulauan Mindanao.
Sementara itu, pejabat kepolisian menjelaskan Korban penculikan 18 orang, 17 di antaranya adalah anak-anak dan seorang guru dan telah dibebaskan oleh para geng kriminal tersebut.
Sedemikian jauh, koresponden BBC melaporkan bahwa penculikan ini tak ada hubungannya dengan pembantaian 57 orang yang dilakukan oleh klan Ampatuan Jr, November lalu.
Namun, Rachel Harvey dari BBC Jakarta menjelaskan kejadian ini sangat signifikan dengan penegakkan hukum di wilayah selatan yang tak berjalan sebagaimana mestinya.
Selama ini wilayah selatan Filipina seperti daerah yang tak memiliki hukum. Sehingga tingkat kriminal dan pembunuhan sangat tinggi. Militer maupun kepolisian sulit menerjang kawasan yang dikuasai oleh kelompok komunis dan muslim.
Tapi peristiwa ini terjadi di wilayah dimana kelompok komunis mengadakan operasi perlawanan terhadap pemerintah. Meskipun tak ada kaitannya dengan perlawanan yang telah berlangsung selama empat dekade.
Demikian juga dengan kelompok pejuang muslim. Sulit dipercaya bila mereka yang melakukan penculikan, sebab saat ini kelompok muslim sedang melakukan perjanjian damai dengan pemerintah.
Juru bicara Angkatan Darat, Mayor Jenderal Michelle Anayron mengatakan kepada kanto berita AFP, "Geng kriminal bertanggung jawab atas penculikan di kota Prosperidad, sebelah timur pantai Mindanao.
Sedangkan wakil gubernur Santiago Cane, Agusan del Sur, menjelaskan ke kantor berita AP 19 bandit melarikan diri dari kejaran petugas keamanan dengan cara menggunakan manusia sebagai tameng hidup.
BBC | CHOIRUL