TEMPO Interaktif, London – Sekitar 320 kilometer barat laut Kota London, sejak pagi suhunya sudah menghangat. Ribuan orang berkumpul. Ketegangan mulai terasa ketika 2.000 pengunjuk rasa anti-Islam meruyak di jalanan Kota Manchester, Inggris, Sabtu (10/10) waktu setempat. Setidaknya ada 48 unjuk rasa berbau rasis ini ditangkap polisi.
Polisi mengurung pusat kota dimana ada sekitar 2.000 orang berkumpul. Kebanyakan dari mereka yang ditangkap, hanya diberi sanksi pelanggaran ketertiban umum. Sementara beberapa orang luka-luka dalam pertikaian di beberapa tempat.
"Di antara demonstran yang damai juga ada yang melakukan kekerasan. Banyak personil polisi yang dikerahkan dalam rangka mencegah korban dalam konfrontasi itu," ujar Asisten Kepala Polisi Garry Shewan.
Sebuah kelompok yang disebut Liga Pertahanan Inggris (EDL) mengatakan terang-terangan menentang kelompok militan Islam. Mereka berhadapan dengan kelompok lebih besar yang kontra dari anggota gabungan kelompok Bersatu Melawan Fasisme (UAF).
Juru bicara UAF Mike Gilligan berkata: "Iini adalah hari yang sangat sukses untuk gerakan anti-rasis. Mereka (EDL) hanya dapat berunjuk rasa di pinggir kota karena polisi menghalangi. Mereka lari ke luar kota, mereka tidak terlalu kuat, mereka gagal.”
Masalah yang sama juga telah terjadi di Luton, Birmingham dan London dalam beberapa bulan terakhir. Kelompok-kelompok rasis bermunculan termasuk Liga Pertahanan inggris. Anggota EDL, yang menentang "Islam Radikal" dan hukum Syari'ah, kalah dalam jumlah menghadapi kelompok UAF, lawan mereka.
AP| SKYNEWS| NUR HARYANTO