TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengkonfirmasi pada Senin, 28 Oktober 2024, bahwa pasukan Korea Utara telah dikirim ke Rusia dan beberapa unit telah dikerahkan ke wilayah Kursk, dan menyebut langkah tersebut sebagai "eskalasi signifikan" dalam bantuan militer Pyongyang ke Rusia.
Amerika Serikat, Ukraina dan Korea Selatan menuduh Korea Utara mengirim pasukan, yang diperkirakan berjumlah ribuan, untuk membantu Rusia dalam perang di Ukraina.
Baca juga:
Moskow dan Pyongyang pada awalnya menepis laporan tentang pengerahan pasukan Korea Utara sebagai "berita palsu". Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis tidak menyangkal bahwa pasukan Korea Utara saat ini berada di Rusia dan seorang pejabat Korea Utara mengatakan bahwa pengerahan pasukan semacam itu adalah hal yang sah.
Inilah yang kami ketahui sejauh ini:
Apa Saja Laporannya?
Badan intelijen militer Ukraina mengatakan pekan lalu bahwa unit pertama pasukan Korea Utara yang dilatih di Rusia telah dikerahkan di wilayah Kursk, sebuah wilayah perbatasan Rusia di mana pasukan Ukraina melakukan serangan besar-besaran pada Agustus.
Sebanyak 12.000 tentara Korea Utara, termasuk 500 perwira dan tiga jenderal, telah berada di Rusia, dan pelatihan berlangsung di lima pangkalan militer, kata agensi tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Korea Utara sebelumnya telah mengerahkan perwira di wilayah yang diduduki Rusia di Ukraina untuk menilai situasi sebelum mengerahkan pasukan.
Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) mengatakan bahwa pihaknya telah melacak sekitar 3.000 tentara, termasuk pasukan khusus, yang dikirim oleh kapal angkatan laut Rusia ke Timur Jauh negara itu untuk berlatih dan menyesuaikan diri di pangkalan militer di sana, mungkin untuk dikerahkan dalam perang.
Korea Selatan juga mengatakan bahwa mereka telah menggunakan teknologi pengenalan wajah AI untuk mengidentifikasi delegasi yang terdiri dari puluhan perwira Korea Utara yang mengunjungi daerah garis depan di Ukraina, untuk memberikan arahan tentang rudal balistik KN-23 buatan Korea Utara yang ditembakkan ke target di sana.
Delegasi tersebut termasuk tokoh kunci dalam pengembangan rudal Korea Utara, yang diidentifikasi oleh para analis di NK PRO yang berbasis di Seoul sebagai Ri Song Jin, yang terlihat sekilas dalam foto-foto tahun lalu ketika menemani pemimpin Kim Jong Un ke pabrik-pabrik yang memproduksi rudal.
Pasukan tersebut telah dibekali dengan seragam militer Rusia, senjata, dan dokumen identifikasi palsu sebelum dikerahkan untuk bertempur, katanya.