TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Pemilihan Presiden atau Pilpres AS 5 November pekan depan, warga Amerika Serikat tengah bergulat dengan visi misi kedua calon presidennya, Kamala Harris dan Donald Trump.
Baik Kamala maupun Trump, memiliki pendekatan tersendiri dalam menangani isu-isu yang terjadi. Bagaimana janji mereka pada untuk menyelesaikan isu krusial seperti lingkungan hidup dan kepemilikan senjata api?
Baca juga:
Peran presiden mendatang dalam menentukan nasib soal perubahan iklim dan regulasi senjata api sangatlah penting. Mengingat pada isu lingkungan, Amerika Serikat menjadi negara paling banyak menyumbang emisi karbon dunia dan salah satu negara dengan banyaknya kasus penembakan massal.
Kebijakan Lingkungan Hidup
Isu yang paling banyak disorot menyoal lingkungan hidup biasanya mengarah kepada perubahan iklim. Hal tersebut pernah dibahas dalam debat pertama Pilpres AS. Kedua kandidat presiden mengungkapkan gagasan yang berbeda soal fokus isu perubahan lingkungan. Dikutip dari ABC News, sayangnya dalam debat tersebut menunjukkan jika Trump maupun Harris tidak menjadikan isu perubahan iklim sebagai fokus utama pemilihan ini karena topik lain –seperti ekonomi, imigrasi, dan aborsi, seperti yang dikatakan Leah Aronowsky, seorang sejarawan sains di Sekolah Iklim Columbia.
Dilansir dari The Verge, Kamala Harris lebih menyoroti soal pentingnya isu ini dan bagaimana gerakan anak muda sekarang yang masif menyuarakan soal perubahan iklim. Harris menambahkan jika selama ia menjabat sebagai Wakil Presiden selama 4 tahun terakhir ia telah menggelontorkan dana sebesar $1 triliun dollar AS untuk ekonomi energi bersih dan telah meningkatkan produksi migas yang besar.
Sedangkan lawannya, Trump mengungkapkan jika perubahan iklim sebetulnya bukan isu yang paling krusial. Ia menyoroti soal pemanasan nuklir global –Amerika termasuk ke dalam lima negara besar pemilik nuklir terbesar di dunia. Mantan Presiden AS ini juga menyebut, jika perubahan iklim mempengaruhi permukaan laut yang semakin luas, katanya malah hal tersebut bisa digunakan untuk membangun properti di tepi laut.
Sementara itu, presiden terpilih kelak mempunyai kekuasaan saat menjabat sebagai pengatur utama kebijakan lingkungan dengan kewenangan menunjuk dan menetapkan siapa saja di kepala Badan Perlindungan Lingkungan dan Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional. Presiden juga mengusulkan anggaran tahunan untuk lembaga-lembaga ini.
Isu Kepemilikan Senjata Api
Masalah soal kekerasan dengan senjata api telah menjadi perdebatan panjang dalam politik AS, pun itu juga yang menjadi perselisihan dalam debat antara Trump dan Harris. AS sendiri menjadi negara dengan tingkat kekerasan senjata api tertinggi di dunia jika dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya.
Dikutip dari CBS News, pandangan Harris soal isu ini bahwa ia tidak akan memberlakukan pelarangan terhadap kepemilikan senjata api. Ia mengatakan juga memiliki senjata api dengan alasan untuk perlindungan diri. Selama dirinya menjabat sebagai Wakil Presiden, pada tahun 2019 pemerintah AS mengeluarkan kebijakan yang mengawasi kepemilikan senjata lebih ketat setelah penembakan massa yang terjadi di Texas.
Harris juga akan berencana untuk melarang senjata serbu dan magasin berkapasitas tinggi, mewajibkan pemeriksaan latar belakang universal, dan mendukung undang-undang tanda bahaya yang mencegah senjata jatuh ke tangan orang-orang berbahaya.
Kalau menurut Trump, dirinya tak akan membatasi warga Amerika untuk memiliki senjata api. Pada masa pemerintahannya, ia mencabut peraturan soal mempersulit regulasi membeli senjata api bagi orang dengan penyakit mental era Barack Obama. Ia juga menyebut tidak akan membuat peraturan untuk membatasi kepemilikan senjata api oleh warganya, meskipun pemerintahannya memberlakukan larangan bump stock pada tahun 2017.
THE VERGE| CBS NEWS| ABC NEWS
Pilihan editor: Mengapa Elon Musk Mati-matian Dukung Donald Trump di Pilpres AS?