TEMPO.CO, Jakarta - Berkali-kali dihajar rudal dari Gaza, Lebanon dan Iran, Israel membutuhkan sistem pertahanan baru untuk melengkapi Iron Dome, David’s Sling dan Arrow. Negara Zionis ini telah mendapat bantuan berupa Thaad dari AS dan kini telah mengalokasikan dana U$530 juta untuk mempercepat pengembangan sistem pertahanan udara laser yang dikenal sebagai Iron Beam.
Kementerian pertahanan akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan pertahanan Rafael dan Elbit. Dalam sebuah pernyataan resmi, direktur jenderal kementerian Eyal Zamir yang mengatakan bahwa ia berharap sistem baru ini akan "memasuki layanan operasional dalam waktu satu tahun".
Rafael Advanced Defense Systems adalah badan penelitian dan pengembangan pertahanan nasional Israel. Perusahaan pertahanan Elbit mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa kementerian tersebut memberikan kontrak senilai sekitar $200 juta khusus untuk mengembangkan Iron Beam.
Iron Beam akan melengkapi kapasitas pertahanan udara lainnya seperti Iron Dome dan David's Sling yang lebih terkenal. Iron Dome menawarkan perlindungan jarak pendek terhadap rudal dan roket, seperti proyektil yang ditembakkan dari Gaza dan Lebanon. David's Sling dan rudal Arrow generasi berikutnya adalah teknologi Israel-Amerika yang dibayar dengan bantuan AS dan dibangun untuk menjatuhkan rudal balistik.
Apakah Iron Beam akan menjadi pengubah permainan dalam konflik kawasan yang kian meningkat? Sebuah tulisan analisis yang diterbitkan The New Arab membahas kelebihan dan kelemahannya.
Apa itu Iron Beam?
Dalam situs resmi Rafael, dijelaskan bahwa Iron Beam adalah Sistem Senjata Laser Energi Tinggi (HELWS) kelas 100kW yang diharapkan menjadi sistem operasional pertama di kelasnya. Sistem ini dengan cepat dan efektif menyerang dan menetralisir beragam ancaman dari jarak ratusan meter hingga beberapa kilometer.
Bergerak dengan kecepatan cahaya, Iron Beam memiliki magasin yang tidak terbatas, dengan biaya hampir nol per intersepsi, dan menyebabkan kerusakan tambahan yang minimal. Melengkapi Iron Dome yang juga diproduksi Rafael, Iron Beam dapat diintegrasikan dengan berbagai platform dan dapat menjadi bagian dari sistem pertahanan berlapis.
Rafael Advanced Defence Systems Israel berharap sistem pertahanan laser Sinar Besi yang sangat digembar-gemborkan akan mulai beroperasi tahun depan.
"Iron Beam hanyalah salah satu pengembangan yang berkembang dengan kecepatan yang bagus, dan memiliki terobosan teknologi global," kata CEO Rafael, Yoav Tourgeman, baru-baru ini kepada media Israel.
Seorang pejabat Rafael mengonfirmasi kepada Breaking Defence pada Maret bahwa perusahaan tersebut mengharapkan sistem laser untuk memasuki layanan "pada akhir 2025".
Kedua pejabat itu berbicara tentang versi darat dari Iron Beam. Ada juga versi udara yang sedang dikembangkan Israel, tetapi diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun untuk dikembangkan.
Pada Agustus, Fitch Ratings, lembaga pemeringkat kredit Amerika Serikat, memperkirakan bahwa "konflik di Gaza dapat berlangsung hingga 2025 dan ada risiko konflik meluas ke wilayah-wilayah lain".
Jika konflik Gaza dan bentrokan regional yang terjadi secara bersamaan terus berlanjut selama itu, Iron Beam mungkin akan memulai debut tempurnya tak lama setelah diperkenalkan ke dalam layanan.
Sistem laser ini akan melengkapi pendahulunya, Iron Dome yang terkenal, yang telah mencegat ribuan proyektil Hamas sejak diperkenalkan lebih dari satu dekade yang lalu.