Bagaimana kemampuan para wajib militer ini?
Analis militer Rusia mengatakan bahwa kecil kemungkinan para wajib militer yang bertempur di Kursk dipersiapkan untuk menghadapi unit-unit Ukraina yang telah teruji dalam pertempuran.
Beberapa dari mereka yang ditangkap direkrut pada Mei atau Juni dan mungkin hanya menjalani pelatihan minimum 45 hari, kata Pavel Luzin dari Pusat Analisis Kebijakan Eropa (CEPA), sebuah wadah pemikir AS.
"Hal terbaik yang dapat dilakukan oleh wajib militer Rusia adalah menyerahkan diri mereka kepada Ukraina dengan segera," kata Nico Lange, seorang ahli pertahanan di CEPA. "Mereka tidak akan selamat dari ini."
Selain kurangnya pengalaman tempur dan pelatihan, wajib militer Rusia, tidak seperti tentara kontrak yang menjadi sukarelawan untuk bertempur di Ukraina, adalah para pemuda yang tidak memiliki ketertarikan terhadap perang. Di bawah hukum Rusia, mereka harus menjalani wajib militer selama satu tahun dan dapat dikirim ke medan perang setelah empat bulan.
Tidak Siap Bertempur
Pengiriman wajib militer ke wilayah-wilayah rawan konflik bersenjata langsung, seperti Kursk, membuat banyak pihak khawatir, meskipun Kremlin telah menepis laporan ini sebagai “pemutarbalikan realita”. Para tentara muda ini belum cukup kemampuan untuk bertempur. Bahkan, menurut pengakuan seorang wajib militer yang menjadi tahanan di penjara Ukraina kepada The Moscow Times, ia dan unitnya hamper tidak memiliki apa-apa untuk membela diri.
"[Saya memiliki] senapan mesin Kalashnikov. Hanya senapan mesin. Dua senapan mesin untuk peleton kami. Dua RPG. Tujuh sampai delapan peluru untuk mereka. Itu saja. Dan granat," katanya.
Anggota wajib militer ini menggambarkan bagaimana peletonnya benar-benar kewalahan karena dikirim ke medan tempur dengan sedikit persiapan.
"Ketika kami diserang, kami bertempur dalam waktu yang sangat lama," katanya. "Kami ditembaki dari suatu tempat selama sekitar 2-3 jam. Dan kami mundur ke salah satu posisi. Untuk beberapa alasan, pasukan Ukraina tidak mencari posisi kami. Dan kami berhasil bertahan di sana dari malam hingga pagi. ... Sembilan orang kemungkinan besar menyerah segera setelah pertempuran dimulai. Dan kami tetap bersama komandan untuk menerima pertempuran. Karena kami harus melakukannya.”
Kelompok masyarakat sipil Rusia yang memberikan saran kepada para pria tentang cara menghindari wajib militer mengatakan bahwa mereka prihatin dengan tekanan terhadap para wajib militer untuk menandatangani kontrak untuk menjadi tentara profesional.
Alexei Tabalov, pendiri kelompok pendukung hukum Shkola Priziyvnika (Sekolah Wajib Militer), mengatakan bahwa para wajib militer, yang sebagian besar adalah remaja, sangat rentan terhadap pemaksaan semacam itu.
"Banyak yang mengatakan bahwa mereka bahkan tidak memiliki akses ke senjata, yang menegaskan bahwa mereka tidak dianggap sebagai peserta dalam kemungkinan permusuhan, atau membela sesuatu," kata Tabalov.
Dalam beberapa hari terakhir, katanya, wajib militer dari daerah-daerah termasuk timur jauh dan Bashkortostan di dekat Pegunungan Ural telah meminta nasihatnya, dan mengatakan bahwa mereka diberitahu bahwa mereka akan dikirim ke Kursk atau daerah perbatasan yang berdekatan dengan Bryansk dan Belgorod.
REUTERS | THE MOSCOW TIMES
Pilihan Editor: Denmark Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Kirimannya untuk Serang Rusia