Pembalasan Tidak Terkait Gencatan Senjata
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pada Senin bahwa diskusi yang sedang berlangsung untuk gencatan senjata di Gaza tidak ada hubungannya dengan rencana Teheran untuk membalas Israel atas pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli.
Komentar juru bicara kementerian, Nasser Kanaani, seperti dikutip Iran International, mencerminkan posisi Iran di tengah-tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, di mana negara ini tetap bertekad untuk membalas pembunuhan Haniyeh.
"Kami tidak mencari intensifikasi ketidakamanan di wilayah tersebut. Kami mendukung upaya-upaya dengan niat baik terkait gencatan senjata. Sementara itu, kami bersikeras pada hak hukum Iran dalam merealisasikan hak-haknya dan menghukum agresor dan menciptakan pencegahan terhadap rezim teroris. Kami akan menggunakannya pada waktu yang tepat," katanya.
Pembunuhan Haniyeh di ibu kota Iran belum diklaim atau dibantah oleh Israel, sebuah langkah yang hanya meningkatkan hubungan yang sudah tegang antara Teheran dan Tel Aviv.
Konflik di Gaza, yang dimulai pada 7 Oktober tahun lalu dengan serangan militan Hamas ke wilayah Israel yang menewaskan hampir 1.100 orang, telah berlangsung selama sepuluh bulan. Lebih dari 40.000 orang telah terbunuh di Jalur Gaza menurut otoritas kesehatan Palestina. Meskipun ada negosiasi yang sedang berlangsung, prospek perdamaian yang langgeng tetap suram, dengan kedua belah pihak tetap bersikeras dengan tuntutan mereka.
AS, di bawah kepemimpinan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, telah mendorong gencatan senjata, dan menyebutnya sebagai "mungkin yang terbaik, mungkin juga kesempatan terakhir" untuk mencapai perdamaian di wilayah tersebut. Namun, Kanaani menuduh AS dan Israel menggunakan negosiasi ini sebagai taktik untuk memajukan tujuan politik mereka. "Bola ada di tangan AS dan rezim Zionis," tegasnya.
"Pemerintah AS harus menunjukkan apakah penyelenggaraan perundingan ini merupakan manuver politik untuk mencapai tujuan politiknya sendiri dan mengulur-ulur waktu bagi rezim Zionis (Israel) untuk melanjutkan pembunuhan terhadap rakyat Palestina atau benar-benar dimaksudkan untuk menciptakan kondisi untuk membangun gencatan senjata," lanjut Kanaani.
Di tengah manuver diplomatik tersebut, kebijakan pertahanan Iran dan dukungannya terhadap Hamas dan Hizbullah tetap tidak berubah. Calon Menteri Pertahanan Aziz Nasirzadeh untuk pemerintahan Presiden Pezeshkian pada Senin menegaskan kembali dukungan Iran untuk "Front Perlawanan".
Nasirzadeh berjanji untuk meningkatkan ekspor militer ke sekutu-sekutu Iran, meskipun ada sanksi internasional yang dijatuhkan kepada Teheran atas keterlibatannya dalam perang Ukraina, di mana Iran memasok pesawat tak berawak peledak ke Rusia.
Pilihan Editor: Bom Israel Salah Sasaran, Bunuh Komandan IDF di Gaza Selatan