TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa tidak akan ada perdamaian di Timur Tengah tanpa negara Palestina yang merdeka. "Kami telah mengatakan dengan jelas bahwa harus ada perspektif solusi dua negara dan tanpa harapan kemungkinan pemerintahan sendiri, perdamaian tidak mungkin terjadi dan harus ada perspektif damai bagi negara Palestina di Tepi Barat dan Gaza dan Israel yang berdampingan," kata Scholz dalam sebuah pertemuan balai kota di kota utara Bremen.
"Itulah posisi Eropa, AS, dan Jerman dalam masalah ini, kami berpegang teguh pada posisi itu dalam apa pun yang kami lakukan dan mengkritik, bahkan jika ada sesuatu yang perlu dikritik," ujarnya.
Bulan lalu, Jerman mengatakan tidak mendukung kebijakan pendudukan Israel setelah pengadilan PBB menegaskan hak Palestina untuk menentukan nasib sendiri. PBB juga memutuskan bahwa pemukiman Israel di wilayah pendudukan harus dievakuasi.
"Meskipun Jerman mendukung Israel karena tanggung jawab historisnya terhadap negara Yahudi tersebut, hal itu tidak berarti Jerman mendukung kebijakan pendudukan Israel," kata wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Christian Wagner kepada wartawan di Berlin saat itu. "Terutama pemerintah Israel yang harus mengambil kesimpulan dari laporan (Mahkamah Internasional) ini," tambahnya.
Wagner mengatakan negaranya telah berulang kali memperjelas sikap dan posisinya terhadap kebijakan permukiman Israel.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok Palestina Hamas. Lebih dari 40.000 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 90.000 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari 10 bulan sejak serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.
ANADOLU