TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan udara Israel di wilayah selatan pada Sabtu menewaskan 10 warga Suriah, termasuk dua anak, dan lima lainnya luka-luka.
Semua korban adalah warga negara Suriah, kata kantor berita Lebanon NNA, seraya menambahkan bahwa jumlah korban akhir serangan itu akan diumumkan setelah tes DNA dilakukan untuk menentukan identitas para korban.
Korban tewas dalam serangan terbaru ini termasuk “seorang wanita dan dua anaknya,” kata kementerian kesehatan dalam sebuah pernyataan.
Sebuah sumber yang dekat dengan Hizbullah di wilayah Nabatieh mengatakan bahwa mereka semua adalah warga sipil.
Militer Israel mengatakan angkatan udara telah menyerang fasilitas penyimpanan senjata Hizbullah semalam "di daerah Nabatieh", sekitar 12 kilometer dari perbatasan Israel.
Korban tewas akibat serangan di daerah Wadi al-Kafur di Nabatieh adalah salah satu yang terberat sejak Hizbullah mulai melakukan baku tembak hampir setiap hari melintasi perbatasan dengan pasukan Israel setelah perang Gaza meletus Oktober lalu.
Mediator Mesir, Qatar dan Amerika Serikat telah berusaha menengahi gencatan senjata dalam perang antara Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas, yang menurut para diplomat dapat membantu mencegah perang yang lebih luas di mana Lebanon akan berada di garis depan.
Hizbullah mengatakan pihaknya merespons dengan tembakan roket Katyusha ke Ayelet HaShahar, sebuah komunitas di Israel utara.
Militer Israel mengatakan tidak ada laporan mengenai korban jiwa namun 55 roket tersebut memicu "beberapa kebakaran".
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy dalam seruannya bahwa “kebutuhan untuk menekan musuh Israel agar menghentikan sasaran langsungnya terhadap kota-kota dan desa-desa di selatan”.
“Siklus kekerasan saat ini mungkin mengarah pada peningkatan dengan konsekuensi yang mengerikan,” kata Mikati kepada Lammy, menurut pernyataan yang dibagikan oleh kantornya.
Kementerian Luar Negeri Suriah mengutuk serangan udara tersebut, dan menyebutnya sebagai “kejahatan terang-terangan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Lebanon, serta ancaman terhadap perdamaian dan keamanan di kawasan”.
Sebelumnya, militer Israel mengatakan sebuah "proyektil" yang ditembakkan dari Lebanon telah melukai dua tentara, salah satunya terluka parah, di dekat Misgav Am, sebuah komunitas kibbutz yang dekat dengan perbatasan.
Pembunuhan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr dalam serangan udara Israel pada akhir Juli, yang segera diikuti oleh pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan di Iran yang dituduh dilakukan oleh Israel, telah memicu janji pembalasan dan ketakutan akan perang Timur Tengah yang lebih luas.
Dalam upaya untuk mencegah eskalasi, diplomat Barat dan Arab telah mengintensifkan upaya untuk gencatan senjata di Gaza, namun menjelang putaran perundingan baru di Kairo minggu depan, kesepakatan masih sulit dicapai.
Kekerasan lintas batas telah menewaskan 581 orang di Lebanon, sebagian besar adalah pejuang Hizbullah tetapi termasuk setidaknya 128 warga sipil.
Di pihak Israel, termasuk di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi, 22 tentara dan 26 warga sipil tewas, menurut data militer.
Pilihan Editor: 11 Bulan Serangan Israel di Gaza, Korban Tewas Warga Palestina Lampaui 40.000 Jiwa
REUTERS | CNA