TEMPO.CO, Jakarta - Hizbullah telah menunjukkan kemampuan untuk mempelajari dan memanfaatkan apa yang disebut "titik-titik buta" dalam pertahanan Israel dengan memetakan wilayah Palestina utara yang diduduki dengan drone pengintai, kata Sarit Zehavi, pendiri dan presiden Alma Research and Education Center, sebuah lembaga think tank Israel, seperti yang dilaporkan oleh WSJ.
Bagaimana Hizbullah memanfaatkan titik-titik buta Iron Dome?
Kemampuan ini paling baik dicontohkan dalam video misi Hoopoe yang disediakan oleh Perlawanan Islam.
The Wall Street Journal menyatakan bahwa drone menjadi masalah bagi pendudukan, karena ukurannya yang kecil dan sulit dideteksi, serta tidak mengikuti jalur yang dapat diprediksi atau melepaskan panas yang kuat dari mesin roket yang membuatnya lebih mudah untuk menemukan dan melenyapkan rudal.
Selain itu, drone ini murah dan berlimpah serta digunakan oleh musuh-musuh Israel dalam jumlah dan kecanggihan yang semakin meningkat, seperti yang dilaporkan oleh WSJ.
Seberapa besar kemampuan Hizbullah menyerang Israel?
Sejak 7 Oktober, Hizbullah telah menunjukkan bahwa mereka mampu menggunakan pesawat tak berawak untuk menyerang "Israel" hampir setiap hari.
Baru bulan ini, Hizbullah meresmikan penggunaan pesawat tanpa awak Shahed-101 Iran dalam konfrontasi di Lebanon selatan, sebuah pesawat yang sangat mudah bermanuver dan sulit untuk dideteksi, mengirimkan gelombang kejut dalam pendudukan Israel.
"Hizbullah telah mulai menggunakan drone Shahed 101 Iran yang baru untuk pertama kalinya sejak awal perang," Itay Blumenthal, koresponden urusan militer untuk lembaga penyiaran publik Kan Israel, mengungkapkan. Drone ini "sangat sulit dideteksi dan dicegat oleh Angkatan Udara Israel."
Kelompok Perlawanan Islam sering mengirimkan beberapa drone sekaligus, setidaknya satu untuk pengintaian dan satu lagi yang sarat dengan bahan peledak. Peralatan militer yang sensitif juga telah diserang, termasuk sistem anti-drone Drone Dome yang bernilai jutaan dolar pada Juni dan balon pengintai radar Sky Dew pada bulan Mei.
Dalam apa yang WSJ anggap sebagai upaya untuk memprovokasi militer Israel, Hizbullah telah menerbangkan pesawat tak berawak pengintai di atas wilayah utara "Israel" dalam beberapa bulan terakhir, mengumpulkan foto-foto udara dan informasi intelijen tentang lokasi-lokasi penting yang strategis dan merilisnya sebagai pengingat akan kerentanan "Israel".
Dalam satu hari, Hizbullah menembakkan 65 roket ke wilayah Palestina yang diduduki, dan pada hari yang sama, sebuah pesawat tak berawak yang diyakini terbang lebih dari 1.000 mil dari Yaman, meledak di ibu kota komersial Tel Aviv.