TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun Joe Biden membingkai proposal gencatan senjata sebagai rencana perdamaian dari Israel, bukan berarti pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu satu suara mendukungnya.
Dua anggota kabinet yang beraliran paling kanan, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, telah menolak proposal tersebut dan mengancam akan menjatuhkan pemerintah. Ini adalah ancaman yang ditakuti Netanyahu.
Ben-Gvir mengatakan setiap rencana harus melibatkan penggulingan Hamas. Sementara Bezalel Smotrich, yang juga mengancam akan keluar jika Israel menyetujui kesepakatan yang diusulkan, mengatakan bahwa satu-satunya hal yang harus dilakukan adalah meningkatkan tekanan militer terhadap Hamas.
"Usulan berbahaya yang dibicarakan oleh Presiden Biden dibuat oleh kabinet perang tanpa otoritas dan melawan hukum, dan tidak mengikat bagi pemerintah Israel dan negara Israel," kata Smotrich.
Ben-Gvir dan Smotrich dianggap sebagai pasangan provokator yang selalu memastikan supremasi Yahudi di tempat yang mereka anggap sebagai tanah pemberian Tuhan.
Siapa sebenarnya mereka berdua, bagaimana pendapat mereka begitu penting dalam setiap kebijakan Netanyahu?
Provokator Seumur Hidup
Itamar Ben-Gvir adalah provokator seumur hidup. Jauh sebelum mendapat jabatan penting, ia telah menjadi berita utama dengan komentar-komentar rasis. Ia bahkan kerap mengacungkan senjata ke wajah orang-orang, termasuk petugas parkir Palestina yang hanya melakukan pekerjaannya.
Bezalel Smotrich tidak terlalu banyak mengumbar kata-kata. Ia lebih fokus pada tugasnya: memastikan supremasi Yahudi di tempat yang mereka anggap sebagai tanah yang diberikan Tuhan kepada Israel.
Mereka berdua adalah ekstremis Yahudi. Itamar Ben-Gvir beroperasi di tempat terang, menarik perhatian publik dan pers. Bezalel Smotrich bergerak di balik pintu tertutup. Yang satu adalah orang yang berlebihan, seorang badut. Yang satunya lagi mempertahankan citra kesederhanaan dan menganggap dirinya sebagai seorang ideolog.
Sementara Ben-Gvir melontarkan pernyataan-pernyataan keterlaluan kepada pers, Smotrich diam-diam memajukan keputusan-keputusan dan undang-undang yang dapat mengubah masa depan konflik Palestina-Israel dan menyangkal adanya sebuah negara.
Satu dekade yang lalu, keduanya dipandang sebagai kelompok radikal pinggiran yang tidak akan pernah bisa mendekati pemerintahan.
Ben-Gvir pernah diberhentikan dari dinas militer karena pandangannya yang tidak lazim. Sementara itu, Smotrich dikenal oleh warga Israel karena sikap anti-LGBT-nya, seorang "homofobia yang bangga" yang mengejek anggota komunitas LGBT.
Hari ini, mereka masih radikal, hanya saja tidak lagi menjadi pinggiran. Ben-Gvir adalah menteri keamanan nasional Israel, dan Smotrich adalah menteri keuangan Israel. Ben-Gvir tidak hanya bertanggung jawab atas kepolisian Israel tetapi juga bagian dari pasukan keamanan Israel di Tepi Barat. Smotrich mendapatkan jabatan tersebut ditambah dengan jabatan penting lainnya di Kementerian Pertahanan, yang memberinya pengawasan atas kegiatan sipil di Tepi Barat.
Jika mereka keluar dari koalisi yang berkuasa, pemerintah akan jatuh, sehingga mereka memegang keseimbangan kekuasaan, memaksa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada mereka.