Jika dilihat sekilas, jajak pendapat menunjukkan bahwa putusan bersalah ini dapat mengikis dukungan untuk Trump dalam pemilu, yang mungkin hanya akan ditentukan oleh puluhan ribu suara di beberapa negara bagian yang menjadi medan pertempuran antara dua partai.
Satu dari empat anggota Partai Republik mengatakan mereka tidak akan memilih Trump jika dia dinyatakan bersalah dalam persidangan pidana, menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos terhadap pemilih terdaftar pada April lalu. Dalam survei yang sama, 60 persen responden independen mengatakan mereka tidak akan memilih Trump jika dia terbukti bersalah melakukan kejahatan.
Survei CNN/SSRS pada bulan yang sama juga menemukan bahwa, meskipun 76 persen pendukung Trump mengatakan mereka akan tetap mendukungnya, 24 persen mengatakan mereka “mungkin mempertimbangkan kembali” dukungan untuk Trump jika ia terbukti bersalah.
Jajak pendapat lain yang dilakukan Emerson College pada Mei menemukan bahwa 25 persen pemilih mengatakan bahwa putusan bersalah oleh pengadilan New York akan membuat mereka cenderung tidak memilih Trump.
Beberapa lembaga survei menanyakan pertanyaan standar “siapa yang akan Anda pilih?” kepada responden, atau siapa yang akan responden pilih jika Trump terbukti bersalah dalam kasus di New York.
Rata-rata, Donald Trump yang sebelumnya unggul dari Biden sebesar 1 poin persentase dalam jajak pendapat kini menjadi tertinggal sebanyak 6 poin.
Namun, jika diperhatikan lebih cermat, kata-kata dalam jajak pendapat CNN/SSRS menyatakan hal lain. Dua puluh empat persen pendukung Trump hanya mengatakan mereka “mungkin mempertimbangkan kembali” pilihan mereka, dan bukan “pasti akan mengubah” pilihan mereka. Banyak pendukung Trump mungkin ragu akan suara mereka, tetapi belum tentu langsung beralih ke Biden.
Jajak pendapat lain dari ABC News/Ipsos juga demikian. Seperti CNN/SSRS, mereka bertanya kepada pendukung Trump apa yang akan mereka lakukan jika Trump terbukti bersalah dalam kasus New York. Namun, jajak pendapat itu memberikan pilihan untuk “mempertimbangkan kembali” dan “tidak lagi mendukung.”
Enam belas persen responden mengatakan mereka akan mempertimbangkan kembali untuk mendukung Trump, namun hanya empat persen yang mengatakan mereka tidak akan lagi mendukungnya.
Dalam jajak pendapat lain, sebagian besar dukungan yang hilang dari kubu Trump masuk ke kolom “orang lain”, yang berarti orang-orang belum memutuskan akan mendukung kandidat manapun. Rata-rata, Trump kehilangan enam poin dukungan setelah dinyatakan bersalah, namun Biden hanya memperoleh satu poin. Lima poin menuju pada kolom “orang lain” bagi pemilih yang belum memutuskan.
Putusan pengadilan di New York memberi sedikit dampak, terbukti dari menurunnya suara Trump di jajak pendapat. Namun, perolehan rata-rata satu poin bagi Biden dapat menjadi penentu antara menang dan kalah di pemilu November mendatang.
REUTERS | ABC NEWS