TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama mendorong peningkatan interaksi antara pelaku bisnis Indonesia dan Turki, guna mewujudkan target perdagangan kedua negara sebesar 10 miliar dolar AS (sekira Rp160 triliun) pada tahun ini. Ketika berbicara dalam forum bisnis Independent Industrialists' and Businessmen's Association (MUSIAD) di Kota Izmir, Turki, pada Senin, 20 Mei 2024, Rizal menyebut kedekatan historis dan emosional kedua bangsa belum tercermin dalam hubungan ekonomi kedua negara karena volume perdagangan bilateral pada 2023 masih berkisar USD2,3 miliar.
"Baik pebisnis Indonesia maupun Turki telah nyaman bermain di wilayah masing-masing (comfort zone). Saya ingin pebisnis kedua negara mengubah mindset barrier ini dan mengeksplorasi potensi yang lebih besar serta mendorong interaksi bisnis yang lebih intensif,” kata Dubes Rizal dalam keterangan tertulis KBRI Ankara, Rabu, 22 Mei 2024.
Selain menekankan pentingnya perubahan pola pikir, Dubes Rizal meminta dukungan para pengusaha terkait Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Turki (IT-CEPA), yang saat ini masih menjadi pembahasan bagi pihak Indonesia dan Turki. Sejalan dengan keinginan memperoleh peluang dan menangkap pasar yang luas, seluruh pengusaha yang hadir menyampaikan dukungan positif atas perjanjian tersebut. Perjanjian itu diharapkan dapat menciptakan multiplier effect bagi pertumbuhan hubungan dagang kedua negara.
Forum bisnis tersebut dihadiri 12 perusahaan yang bergerak di bidang kimia, baja, mesin, otomotif, alutsista dan pangan. Beberapa perusahaan Turki yang berpartisipasi telah memiliki hubungan bisnis dan perdagangan dengan Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, sebagian besar perusahaan Turki menyatakan keinginan untuk hadir pada Trade Expo Indonesia, yang akan diadakan pada 9-12 Oktober 2024 di Tangerang, Indonesia.
Menjadi pembicara dalam forum bisnis tersebut, Duta Besar Rizal juga melakukan kunjungan ke Vestel City, kawasan manufaktur yang bergerak di bidang teknologi informasi, alutsista, dan elektronik di Kota Manisa. Dalam diskusinya dengan Manajer Umum Perdagangan Vestel Seckin Gencoglu, Rizal mendorong kolaborasi Vestel dengan perusahaan di Indonesia baik dalam bentuk joint venture maupun ekspansi pasar di negara ketiga.
Duta Besar Rizal pun melakukan kunjungan ke perusahaan radiator, Elba Basincli Dokum Sanayii A.S. untuk memajukan kemitraan, perluasan pasar, dan investasi di Indonesia. Sebelumnya, Rizal melakukan kunjungan kehormatan ke Gubernur Izmir Suleyman Elban untuk memperkuat sinergi pemerintah dalam upaya memajukan hubungan kedua negara.
Izmir merupakan kota ketiga terbesar di Turki, setelah Istanbul dan Ankara, dan merupakan pusat bisnis Turki yang penting di bidang industri, perdagangan, komunikasi-transportasi, pertanian, dan pakan ternak. Sebagai pusat produksi Turki di bidang minyak, mesin, baja, otomotif, energi terbarukan, dan tekstil, Izmir menyumbang sekitar 27 persen dari total PDB Turki.
Izmir memiliki 14 kawasan industri terintegrasi, dua kawasan industri, tiga kawasan freezone, dan empat technoparks untuk pengembangan teknologi, dan 9.093 perusahaan. Kerja sama perusahaan Izmir dengan perusahaan dari Indonesia meliputi distribusi minyak sawit, pengembangan alutsista dan energi geothermal.
Berdasarkan statistik tahun 2023, impor Indonesia dari Turki sebesar 409,9 juta dolar AS (sekitar Rp6,6 triliun) sementara ekspor Indonesia ke Turki mencapai 1,9 miliar dolar AS (sekira Rp30,4 triliun). Bagi Indonesia, Turki merupakan tujuan ekspor ke-25 dan sumber impor ke-37. Sementara itu, bagi Turki, Indonesia merupakan tujuan ekspor ke-83 dan sumber impor ke-34. Produk ekspor Indonesia ke Turki utamanya yarn, steel, kayu, karet, fiber, minyak sawit, dan kertas sementara produk ekspor Turki ke Indonesia berupa mesin, alutsista, minyak mentah, dan turbin.
Pilihan editor: Penumpang Pesawat Singapore Airlines 777-300ER yang Selamat dari Turbulensi Berat Tiba di Singapura
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini