TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban tewas di Gaza akibat serangan Israel terus bertambah, enam bulan lebih sejak agresi militer ke daerah kantong ini. Data Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan sedikitnya 34.049 warga Palestina tewas dan 76.901 orang luka-luka sejak serangan Israel pada 7 Oktober 2023.
Tiga puluh tujuh warga Palestina tewas dan 68 lainnya luka-luka dalam 24 jam terakhir, tambah kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Selama dua hari terakhir, pasukan menggerebek kamp pengungsi Nur Shams di Tepi Barat yang diduduki. Hari ini, sepuluh orang tewas termasuk seorang remaja, dalam bentrokan dengan pejuang milisi setempat.
Serangan Israel telah menyebabkan kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya di kamp tersebut. Lusinan orang terluka dan ditangkap dalam serangan besar-besaran yang dimulai pada Kamis malam ketika pasukan Israel menyerbu Nur Shams dekat Tulkarem, menyerbu gedung-gedung dan melakukan penangkapan.
Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa mereka telah membunuh "10 teroris" dalam serangan 40 jam di kamp tersebut.
Sumber-sumber Palestina mengatakan sejumlah korban tewas adalah warga sipil, termasuk Qais Fathi Nasrallah yang berusia 16 tahun, putra seorang paramedis dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS). Ia tewas setelah ditembak oleh pasukan Israel di Tulkarem.
Rekaman video yang dibagikan secara online, yang belum diverifikasi secara independen menunjukkan Qais berdiri di atas skuter listrik bersama sekelompok orang di persimpangan jalan. Tubuhnya lalu jatuh ke tanah dan kerumunan orang bubar saat dia ditembak.
Salim Faisal Ghanem, 30, juga terbunuh pada hari Jumat di kamp Nur Shams, menurut kantor berita Palestina Wafa .
PRCS mengatakan timnya telah merawat beberapa korban luka dan memindahkan mereka ke Rumah Sakit Pemerintah Thabet Thabet. Ambulansnya dihalangi oleh pasukan Israel untuk membantu orang-orang di dalam kamp.
Dilaporkan bahwa salah satu petugas medis sukarelawannya tertembak di kaki saat bekerja di Nur Shams dan pasukan Israel menunda ambulans untuk menyelamatkannya.
Penghuni kamp tersebut melaporkan adanya kerusakan besar yang dilakukan oleh militer Israel, termasuk buldoser yang mengobrak-abrik bangunan, bagian depan toko, dan jalan-jalan. Menurut penduduk setempat ini merupakan penghancuran terburuk yang pernah terjadi dalam beberapa dekade terakhir.
AL ARABIYA | THE NEW ARAB
Pilihan editor: Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai