Melawan Norma Internasional
Dalam kasus-kasus yang menggambarkan “wilayah pendudukan” dan status pengungsi di Gaza, pedoman gaya Times bertentangan dengan norma-norma yang ditetapkan oleh PBB dan hukum kemanusiaan internasional.
Mengenai istilah “Palestina” – nama yang banyak digunakan untuk wilayah tersebut dan negara yang diakui PBB – memo Times berisi instruksi yang jelas: “Jangan gunakan dalam garis waktu, teks rutin atau berita utama, kecuali dalam kasus yang sangat jarang terjadi seperti ketika Palestina Majelis Umum PBB mengangkat Palestina menjadi negara pengamat non-anggota, atau mengacu pada sejarah Palestina.”
Panduan Times mirip dengan Associated Press Stylebook.
Memo tersebut mengarahkan wartawan untuk tidak menggunakan frasa “kamp pengungsi” untuk menggambarkan pemukiman pengungsi yang sudah lama ada di Gaza.
“Meskipun disebut kamp pengungsi, pusat pengungsi di Gaza merupakan lingkungan yang maju dan padat penduduk sejak perang 1948. Sebutlah tempat-tempat tersebut sebagai lingkungan, atau kawasan, dan jika diperlukan konteks lebih jauh, jelaskan bagaimana tempat-tempat tersebut secara historis disebut sebagai kamp pengungsi.”
PBB mengakui delapan kamp pengungsi di Jalur Gaza. Pada tahun lalu, sebelum perang dimulai, wilayah tersebut menjadi rumah bagi lebih dari 600.000 pengungsi terdaftar.
Banyak dari mereka adalah keturunan dari warga Palestina yang melarikan diri ke Gaza setelah diusir secara paksa dari rumah mereka dalam Perang Arab-Israel pada 1948, yang menandai berdirinya negara Yahudi dan pengusiran massal ratusan ribu warga Palestina.
Pemerintah Israel telah lama memusuhi fakta sejarah bahwa warga Palestina tetap berstatus pengungsi, karena hal itu menandakan bahwa mereka yang terusir dari tanah mereka, berhak untuk kembali.
Sejak 7 Oktober, Israel berulang kali mengebom kamp pengungsi di Gaza, termasuk Jabaliya, Al Shati, Al Maghazi, dan Nuseirat.
Peringatan terhadap penggunaan istilah “wilayah pendudukan,” kata seorang staf Times, mengaburkan realitas konflik, sehingga memperkuat narasi AS dan Israel bahwa konflik tersebut dimulai pada 7 Oktober.
“Anda pada dasarnya menghilangkan isu pendudukan dari liputan, yang sebenarnya merupakan inti konflik,” kata sumber di ruang redaksi tersebut. “Ini seperti, 'Oh, jangan katakan pendudukan karena hal itu mungkin membuat kita seolah-olah membenarkan serangan teroris.”
Pilihan Editor: Standar Ganda Liputan Konflik Gaza oleh Media AS, Tunjukkan Dukungan Luar Biasa kepada Israel
THE INTERCEPT