TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan warga Myanmar memadati perbatasan dengan Thailand pada Jumat pagi sehari setelah kota penting Myawaddy yang strategis ke tangan perlawanan anti-junta. Hilangnya kota tersebut merampas pendapatan penting junta Myanmar, yang sudah bergulat dengan perekonomian yang sedang anjlok. Jatuhnya Myawaddy juga memperkuat kelompok pemberontak seperti Persatuan Nasional Karen (KNU) yang memimpin serangan terhadap kota ini.
“Saya takut dengan serangan udara,” kata Moe Moe Thet San, warga Myawaddy yang menyeberang ke Thailand bersama putranya, yang berusia sekitar lima tahun.
“Mereka menimbulkan suara yang sangat keras hingga mengguncang rumah saya,” ujar ibu berusia 39 tahun itu.
Moe Moe adalah salah satu dari mereka yang berkumpul di satu-satunya penyeberangan perbatasan yang beroperasi penuh di Mae Sot. “Itulah sebabnya saya melarikan diri ke sini. Mereka tidak bisa mengebom Thailand,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara akan mengunjungi Mae Sot, tepat di seberang Sungai Moei dari Myawaddy, pada hari Jumat, 12 April 2024. Ia akan menilai menilai masalah ini setelah junta Myanmar kehilangan lebih banyak wilayah dalam pertempuran terakhir melawan kelompok pemberontak.
Juru bicara Junta Zaw Min Tun mengatakan kepada media Myanmar bahwa beberapa pasukannya telah menyerah karena mereka didampingi oleh keluarga mereka. Pembicaraan dengan Thailand sedang berlangsung untuk pemulangan mereka.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak 2021, ketika militer yang berkuasa menggulingkan pemerintahan sipil terpilih. Berkuasanya junta memicu protes luas yang ingin ditumpas dengan kekerasan brutal.
Kemarahan yang membara terhadap junta berubah menjadi gerakan perlawanan bersenjata berskala nasional. Kelompok perlawanan berkoordinasi dengan kelompok pemberontak etnis yang sudah mapan untuk menantang militer di sebagian besar negara Asia Tenggara.
Sekitar 200 personel militer Myanmar mundur pada hari Kamis ke sebuah jembatan yang menghubungkan ke Mae Sot. KNU menyatakan mereka telah menguasai Myawaddy.