TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara dengan Presiden Cina Xi Jinping tentang pelantikan presiden Taiwan pada Mei mendatang dan ketegangan di Laut Cina Selatan, dua isu yang menjadi titik panas dalam hubungan kedua negara tersebut, dalam percakapan telepon pada Selasa, 2 April 2024.
Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin mengadakan diskusi yang “jujur dan konstruktif” mengenai berbagai isu seperti progres dalam isu-isu yang dibahas di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Woodside, pemberantasan narkotika, komunikasi antar militer, hingga kecerdasan buatan (AI).
“Presiden Biden menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan serta supremasi hukum dan kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan,” kata Gedung Putih dalam pernyataan resmi.
AS dan Cina memegang posisi berbeda perihal wilayah Laut Cina Selatan yang disengketakan. Cina mengklaim sebagian besar wilayah perairan strategis tersebut, yang berada dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) sejumlah negara ASEAN seperti Filipina, Vietnam, Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Pengadilan Arbitrase Permanen pada 2016 mengatakan klaim Cina tidak memiliki dasar hukum.
Sementara, AS teguh mendukung Filipina, yang belakangan ini sering kali bentrok dengan Cina di Laut Cina Selatan. Filipina mengatakan pada Selasa bahwa penasihat keamanan nasionalnya dan penasihat AS membahas “tindakan pemaksaan, agresif, dan menipu” yang dilakukan Beijing di Laut Cina Selatan.
Xi, dalam percakapan telepon dengan Biden, mengatakan hubungan antara Cina dan AS mulai stabil. Namun ia memperingatkan bahwa mereka bisa “terjerumus ke dalam konflik atau konfrontasi”, menurut kantor berita resmi Cina, Xinhua.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan setelah panggilan telepon tersebut bahwa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan melakukan perjalanan ke Cina dalam beberapa pekan mendatang. Lawatan tersebut menyusul perjalanan Menteri Keuangan Janet Yellen pekan ini.
Percakapan selama hampir dua jam antara Xi dan Biden dilakukan menjelang pertemuan pekan depan antara Biden, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr.
Pada Senin, seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan militer AS dan Cina akan mengadakan perundingan maritim pekan ini di Honolulu. Washington telah menyatakan kekhawatirannya atas penggunaan meriam air oleh penjaga pantai Cina terhadap kapal-kapal Filipina di dekat Beting Thomas Kedua, di bagian Laut Cina Selatan yang disengketakan.
Dalam percakapan Xi dan Biden, Kirby mengatakan presidennya juga menyampaikan kekhawatiran AS terhadap aplikasi media sosial populer TikTok. Aplikasi tersebut kini dihadapkan dengan paksaan melakukan divestasi dari pemiliknya di Cina, ByteDance, berdasarkan usulan undang-undang AS atas masalah keamanan data dan disinformasi.
“Dia menjelaskan kepada Presiden Xi bahwa ini bukan tentang pelarangan aplikasi, melainkan kepentingan kami untuk melakukan divestasi sehingga kepentingan keamanan nasional, dan keamanan data rakyat Amerika dapat terlindungi,” kata Kirby.
Xi dan Biden bertemu tatap muka di Bali pada November 2022, kemudian bertemu langsung saat menghadiri KTT Woodside di California pada November 2023. Kedua pemimpin sepakat di Woodside untuk menjaga jalur komunikasi terbuka secara rutin, kata Kirby, dan panggilan telepon terbaru ini merupakan bagian dari upaya tersebut.
Panggilan telepon terakhir antara keduanya dilakukan pada Juli 2022.
REUTERS
Pilihan Editor: Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka