TEMPO.CO, Jakarta - Cina pada Senin 25 Maret 2024 mengatakan mendukung rancangan resolusi baru di Dewan Keamanan PBB mengenai gencatan senjata “segera” di Gaza. Pernyataan ini dilontarkan setelah Cina dan Rusia memveto rancangan resolusi sebelumnya yang diusulkan oleh Amerika Serikat.
“Cina mendukung rancangan resolusi ini dan memuji Aljazair dan negara-negara Arab lainnya atas kerja keras mereka dalam hal ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian.
“Kami berharap Dewan Keamanan akan mengesahkannya sesegera mungkin dan mengirimkan sinyal kuat untuk penghentian permusuhan,” katanya.
Teks baru tersebut “menuntut gencatan senjata segera” selama bulan suci Ramadan yang sedang berlangsung dan “mengarah pada gencatan senjata permanen yang berkelanjutan.”
Resolusi ini juga “menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera serta “pencabutan semua hambatan terhadap penyediaan bantuan kemanusiaan dalam skala besar.”
Naskah tersebut diajukan oleh anggota tidak tetap Dewan Keamanan yakni Aljazair, Ekuador, Guyana, Jepang, Malta, Mozambik, Korea Selatan, Sierra Leone, Slovenia dan Swiss. Mereka bekerja sama dengan Amerika Serikat selama akhir pekan untuk menghindari veto, menurut diplomat tanpa menyebut nama.
Beijing, yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan dan memegang hak veto, mengatakan pada Senin bahwa pihaknya mendukung resolusi tersebut.
“Rancangan ini mengambil sikap yang jelas dalam menuntut gencatan senjata dan memperluas bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, dan dengan demikian sesuai dengan orientasi tindakan Dewan Keamanan yang benar,” kata Lin.
“Saat ini konflik di Gaza masih berlarut-larut sehingga menimbulkan krisis kemanusiaan,” ujarnya.
“Komunitas internasional mengharapkan Dewan Keamanan memenuhi tugasnya secara praktis dan komprehensif,” tambahnya.
Perang dimulai dengan serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober yang mengakibatkan sekitar 1.139 kematian di Israel, berdasarkan angka resmi Israel.
Israel telah berjanji untuk menghancurkan para militan, yang juga menyandera sekitar 250 orang, yang Israel yakini sekitar 130 orang masih berada di Gaza, termasuk 33 orang diperkirakan tewas akibat serangan bom Israel.
Kementerian Kesehatan pada Senin menyebutkan total korban tewas di wilayah tersebut sebanyak 32.333 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Dewan tersebut terpecah belah mengenai perang Israel-Hamas sejak serangan 7 Oktober, dan hanya menyetujui dua dari delapan resolusi, yang keduanya terutama berkaitan dengan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang hancur.
Anggota tetap Dewan Keamanan dan pendukung utama Israel, Amerika Serikat dengan tegas mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri setelah serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Jumat lalu, Dewan Keamanan melakukan pemungutan suara terhadap rancangan yang diajukan oleh Amerika Serikat yang menyerukan gencatan senjata “segera” terkait dengan pembebasan sandera.
Cina dan Rusia memveto resolusi tersebut, mengkritik resolusi tersebut karena tidak secara eksplisit menuntut Israel menghentikan kampanyenya.
Pilihan Editor: Dewan Keamanan PBB Kembali Voting Soal Gencatan Senjata di Gaza, AS Dibujuk Tidak Veto Lagi?
AL ARABIYA