TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Volodymyr Zelensky melakukan panggilan telepon dengan Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto pada 18 Maret, setelah mantan jenderal tersebut mengklaim kemenangan dalam pemilu pada 14 Februari.
Zelensky mengucapkan selamat kepada Prabowo atas kemenangannya dan “menyatakan harapan untuk melanjutkan hubungan bilateral saling menguntungkan.”
Selain itu Zelensky mengundang Prabowo untuk menghadiri pertemuan puncak formula perdamaian yang diselenggarakan di Swiss pada bulan-bulan mendatang.
“Di Indonesia pada 2022 saya menyampaikan formula perdamaian,” kata Zelensky merujuk pada 10 poin rencana perdamaian yang pertama kali ia sampaikan pada KTT G20 di Bali, Indonesia, pada November 2022.
Indonesia memiliki potensi peran untuk mengimplementasikan poin-poin formula perdamaian mengenai ketahanan pangan dan keamanan nuklir, serta pertukaran tahanan, kata Zelensky.
“Sekarang kami sedang mempersiapkan KTT perdamaian perdana, dan partisipasi Indonesia di dalamnya pada dasarnya penting bagi kami. Saya telah mengundang mereka untuk bergabung dalam KTT tersebut dan mengimplementasikan poin-poin mengenai keamanan pangan dan nuklir, serta pertukaran tawanan perang,” Presiden Ukraina menyimpulkan.
Proposal Damai Rusia Ukraina
Prabowo Subianto sebagai menteri pertahanan Indonesia pernah mengusulkan solusi damai untuk konflik dua negara Eropa, Rusia dan Ukraina. Solusi tersebut kemudian dikenal dengan Proposal Damai Rusia Ukraina diajukan dalam Dialog Shangri-La di Singapura, Juni 2023.
Dalam usulan tersebut, terdapat empat poin utama yang disampaikan oleh Prabowo. Berikut empat isi usulan Prabowo dalam proposal damai:
- Rusia dan Ukraina melakukan gencatan senjata di titik-titik konflik.
- Rusia dan Ukraina menarik mundur pasukan sejauh 15 kilometer untuk menciptakan zona demiliterisasi.
- Pengutusan pasukan pemantauan perdamaian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
PBB segera menyelenggarakan referendum di wilayah-wilayah konflik yang disebut juga dengan ‘daerah sengketa’.
Respon Ukraina terhadap Usulan Prabowo
Usulan Proposal Damai yang disampaikan oleh Prabowo langsung mendapat respons dari Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov. Dilansir dari Tempo, pada 2 Juni 2023 lalu Menteri Pertahanan Ukraina menolak mentah-mentah usulan yang diajukan oleh Prabowo. Menurutnya, usulan untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina tersebut “aneh” dan berujung dengan tegas menolaknya.
“Kedengarannya ini seperti rencana Rusia, bukan rencana Indonesia. Kami tidak membutuhkan mediator ini datang kepada kami (dengan) rencana aneh ini,” ucap Reznikov dikutip dari Ukrinform.net.
Di sisi lain, Juru bicara luar negeri Ukraina, Oleg Nikolenko, juga menolak rencana dan usulan dari Prabowo tersebut. Dia menyebutkan Rusia lah yang seharusnya menarik pasukan dari daerah teritorial Ukraina. Selain itu, Nikolenko juga mengatakan Rusia telah melakukan tindakan agresi dan menduduki teritorial Ukraina. Jadi, permintaan gencatan senjata hanya akan memberi kesempatan pasukan Rusia untuk kembali memperkuat diri.
ANDIKA DWI | KYIV INDEPENDENT
Pilihan Editor: Tim UNHCR dan IOM Dikerahkan ke Aceh untuk Bantu Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik