TEMPO.CO, Jakarta - Akhir pekan lalu, para pengacara di Jerman mengajukan tuntutan terhadap beberapa politisi paling senior di negara tersebut, termasuk Kanselir Jerman, Olaf Scholz, dengan tuduhan "membantu dan bersekongkol dengan genosida" di Jalur Gaza.
Kasus atas nama warga Palestina Jerman yang memiliki keluarga di Jalur Gaza yang terkepung berpusat pada isu dugaan keterlibatan Jerman, mengingat dukungan Jerman yang terus berlanjut terhadap Israel meskipun jumlah korban sipil yang tewas sangat tinggi di tengah bombardir yang tak henti-hentinya.
Hampir 30.000 warga Palestina telah terbunuh oleh Israel sejak 7 Oktober, dalam sebuah kampanye yang menyusul serangan di Israel selatan yang menewaskan 1.139 orang oleh Hamas, kelompok yang memerintah Gaza.
Kasus hukum ini didukung oleh sejumlah organisasi masyarakat sipil, termasuk European Legal Support Center, Palestine Institute for Public Diplomacy, dan Law for Palestine yang berbasis di Inggris.
Para pengacara mengajukan tuntutan terhadap para politisi senior yang duduk di Dewan Keamanan Federal Jerman setelah keputusan sementara dari pengadilan tertinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Mahkamah Internasional (ICJ), pada Januari.
ICJ mengatakan bahwa "masuk akal" bahwa tindakan Israel di Gaza dapat dikategorikan sebagai genosida.
Dewan Keamanan Federal Jerman mengarahkan kebijakan keamanan nasional dan mengesahkan ekspor senjata. Selain Scholz, Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock, Menteri Ekonomi Robert Habeck, Menteri Keuangan Christian Lindner dan yang lainnya juga menjadi terdakwa.
Pernyataan, Bantuan dan Senjata
Tuduhan tersebut didasarkan pada tiga hal utama, jelas Nadija Samour, pengacara Jerman yang mengajukan kasus ini ke jaksa federal negara itu.
Pertama, pernyataan-pernyataan yang dibuat untuk mendukung Israel oleh para pejabat pemerintah Jerman.
Kedua, penarikan dana Jerman untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat, atau UNRWA, penyedia utama bantuan di Gaza.
Ketiga, ekspor senjata Jerman ke Israel. Jumlah ini meningkat dari 32 juta euro pada 2022 menjadi 303 juta euro pada tahun lalu. Sebagian besar kenaikan itu disetujui oleh pemerintah Jerman setelah 7 Oktober. Saat ini, para politisi Jerman sedang mempertimbangkan untuk mengirimkan lebih banyak lagi peluru kendali kepada Israel.
Samour mengatakan bahwa jika jaksa penuntut federal menganggap kasus ini memiliki dasar, mereka akan menyelidiki dakwaan tersebut. Jika tidak, mereka harus menjelaskan alasannya, ujarnya.