Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

Reporter

image-gnews
Human interest - Peserta perang antar suku di Festival Lembah Baliem, Wamena, Papua. Tempo/Rully Kesumaru
Human interest - Peserta perang antar suku di Festival Lembah Baliem, Wamena, Papua. Tempo/Rully Kesumaru
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya 64 orang tewas dalam perang suku di dataran tinggi utara Papua Nugini. Seorang petugas polisi menggambarkan perang tersebut sebagai yang terbesar dalam sejarah di negara Pasifik tersebut.

Surat kabar Post-Courier, mengutip polisi setempat, mengatakan pembunuhan dimulai saat fajar pada hari Minggu, 18 Februari 2024 di Distrik Wapenamanda di Provinsi Enga. Mereka melibatkan suku Ambulin dan Sikin serta sekutunya, katanya.

Polisi mengatakan kepada Post-Courier bahwa mereka mengevakuasi sekitar 64 mayat dari pinggir jalan, padang rumput, dan perbukitan Wapenamanda pada Senin pagi. Suku-suku yang berperang menggunakan senjata berkekuatan tinggi, seperti senapan AK47 dan M4 dalam pertempuran tersebut. Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat.

Australian Broadcasting Corporation (ABC) mengatakan kekerasan tersebut melibatkan suku yang sama yang bertanggung jawab atas bentrokan yang menewaskan 60 orang di Provinsi Enga tahun lalu.

“Ini adalah (pembunuhan) terbesar yang pernah saya lihat di Enga, mungkin juga di seluruh Dataran Tinggi, di Papua Nugini,” kata George Kakas, seorang perwira senior di kepolisian negara tersebut.

“Kami semua hancur, kami semua mengalami tekanan mental,” kata Kakas kepada ABC. “Sangat sulit untuk dipahami.”

Polisi menerima video dan foto dari lokasi kejadian, yang menunjukkan mayat-mayat yang ditelanjangi. Mayat-mayat yang berlumuran darah tergeletak di pinggir jalan dan ditumpuk di belakang truk bak terbuka.

Badan tersebut mengatakan militer telah mengerahkan sekitar 100 tentara ke wilayah tersebut namun dampaknya terbatas, karena pasukan keamanan masih kalah jumlah dan persenjataan.

Di ibu kota Port Moresby, pihak oposisi meminta agar pemerintahan Perdana Menteri James Mara bergerak cepat. Di antaranya adalah mengerahkan pasukan tambahan ke daerah tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kami menyerukan kepada pemerintah untuk segera mengetahui dari mana senjata dan peluru itu berasal untuk memicu kekerasan yang tidak masuk akal ini,” tambah mereka dalam sebuah pernyataan, menurut Post-Courier.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese juga menyatakan keprihatinannya. “Itu sangat meresahkan berita yang keluar dari Papua Nugini,” katanya dalam wawancara radio pada hari Senin.

“Kami memberikan banyak dukungan, khususnya untuk pelatihan petugas polisi dan keamanan di Papua Nugini.”

Pada Januari lalu, ibu kota Papua Nugini Port Moresby juga diguncang kerusuhan. Sebanyak 15 orang tewas dalam kerusuhan ketika massa menjarah dan membakar toko-toko.

Perdana Menteri James Marape pada hari Kamis mengumumkan bahwa lebih dari 1.000 tentara bersiaga untuk turun tangan jika diperlukan. Pemerintah menetapakan masa darurat selama 14 hari.

Kekerasan meletus di Port Moresby pada Rabu malam setelah sekelompok tentara, petugas polisi dan penjaga penjara melancarkan protes atas pemotongan gaji mereka yang tidak dapat dijelaskan. Dalam beberapa jam kerusuhan menyebar ke kota Lae, sekitar 300 km (186 mil) di utara ibu kota.

AL JAZEERA | REUTERS 

Pilihan editor: Departemen Imigrasi Malaysia Tangkap 130 WNI Tak Berdokumen

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

5 jam lalu

Massa Aksi Palestina berkumpul menjelang rapat umum, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Sydney, Australia 3 Mei 2024. REUTERS/Alasdair Pal
Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.


Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

1 hari lalu

Suasana Optus Stadium di Perth yang merupakan stadion terbesar di Australia Barat, Jumat 26 April 2024. Tempo/ JONIANsYAH HARDJONO
Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

Optus Stadium Perth bukan hanya tempat untuk acara olahraga, tetapi juga tuan rumah berbagai konser musik, pertunjukan, dan acara khusus lainnya


Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

1 hari lalu

Pakar dari Indonesia dan Australia pada 30 April 2024 membahas dekarbonisasi dalam sebuah acara diskusi yang diadakan Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi


Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

1 hari lalu

Situs bersejarah Bathrust Lighthouse di Pulau Rottnest, Perth, Australia Barat, Minggu 28 April 2024. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.


Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

2 hari lalu

Suasana jantung kota Perth, Australia, Jumat 26 April 2024. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

Ikuti perjalanan Tempo menyusuri ikon-ikon kota Perth, Australia, dengan peddle


Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

3 hari lalu

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, kedua dari kanan, bergabung bersama Badan Perhimpunan Hakim Perempuan Indonesia dalam seminar internasional pertama mereka di Jakarta pada tanggal 26 April.
Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.


Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

7 hari lalu

Sejumlah paus pilot yang terdampar di Pantai Cheynes, Australia 25 Juli 2023. Courtesy of Allan Marsh/Cheynes Beach Caravan Park/via REUTERS
Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?


Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

9 hari lalu

Indonesia dan Australia Memperluas Kemitraan di Bidang Pajak pada Senin, 22 April 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.


Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

9 hari lalu

Pemerintah Australia pada 23 April 2024, meresmikan fase baru Program Investing in Women. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia
Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia


PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

10 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.