TEMPO.CO, Jakarta - Korban selamat dan sanak saudara para korban serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok Hamas, meminta agar jaksa penuntut di Pengadilan Kriminal Internasional atau ICC agar menginvestigasi tindakan yang dilakukan Hamas itu sebagai bagian dari kejahatan perang.
“Kami ingin memastikan dunia bertindak dan menghalangi kebebasan mereka (Hamas),” kata Udi Goren, sepupu Tal Haimi, 41 tahun, yang disandera Hamas pada 7 Oktober 2023. Haimi sudah terkonfirmasi meninggal, namun jenazahnya masih tertahan di Gaza.
Goren berada di antara sekitar 100 anggota keluarga koban penyanderaan oleh Hamas yang bersiap melayangkan gugatan ke kantor pusat ICC di Kota Den Hague, Belanda. Para keluarga korban sandera Hamas, ingin ICC menerbitkan surat penahanan ke para pucuk pimpinan Hamas. Israel bukan anggota ICC dan yurisdiksinya tidak diakui.
“Kami ingin memastikan pemimpin Hamas ditahan atau setidaknya mereka tidak bisa meninggalkan Qatar lagi. Ini diharapkan bisa memberi tekanan pada mereka hingga sandera pun dibebaskan,” kata Goren, berbicara di bandara internasional Ben Gurion untuk bersiap terbang ke kantor pusat ICC.
Jaksa penuntut di ICC Karim Khan menegakan kembali pada pekan ini kalau ICC punya yurisdiksi terkait serangan 7 Oktober oleh Hamas dan ICC bisa melakukan investigasi. Namun Khan tak mau berkomentar lebih jauh terkait investigasi yang masih berlangsung.
Keluarga korban sandera Hamas akan mengajukan gugatan atas nama para korban. Gugatan hukum ini memungkinkan dilakukannya penuntutan dan desakan yang lebih luas pada ICC untuk mengambil tindakan terhadap pucuk pimpinan Hamas.
Yael Vias Gvirsman, pengacara untuk korban lain warga negara Israel, mengatakan beberapa kliennya ada yang sudah memberikan testimoni langsung ke penyidik di ICC di Den Hague pada akhir pekan ini. Hal ini memperlihatkan kalau investigasi ICC mengalami kemajuan.
“Ini adalah sebuah langkah yang signifikan bagi penyidikan. Tim penyidik duduk bersama para korban yang selamat dan keluarga korban yang masih disandera selama beberapa jam untuk mendengar kesaksian pribadi para saksi kunci dari sejumlah TKP dalam serangan 7 Oktober,” kata Vias Gvirsman, yang mewakili 200 korban sandera warga negara Israel yang ditahan Hamas.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Perang Ukraina, Vladimir Putin Disebut Pernah Ajukan Gencatan Senjata Tapi Ditolak
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini