TEMPO.CO, Jakarta - Sekjen PBB Antonio Guterres mendesak negara-negara donor mempertimbangkan kembali penghentian pendanaan bagi badan PBB untuk Palestina UNRWA gara-gara sejumlah stafnya ditengarai membantu gerakan Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023.
PBB berjanji bahwa setiap staf yang ditemukan terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel akan dihukum dan memperingatkan bahwa bantuan untuk sekitar dua juta orang di Gaza saat ini sangat diperlukan karena gentingnya situasi di sana.
Setidaknya sembilan negara, termasuk donor utama Amerika Serikat dan Jerman, telah menghentikan pendanaan untuk badan pengungsi UNRWA setelah Israel menuduh belasan dari 13.000 staf di Gaza terlibat dalam aksi kekerasan pada 7 Oktober.
“Meskipun saya memahami kekhawatiran mereka – saya sendiri merasa ngeri dengan tuduhan ini – saya sangat menghimbau kepada pemerintah yang telah menghentikan kontribusi mereka, setidaknya untuk menjamin kelangsungan operasi UNRWA,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Minggu, 28 Januari 2024, dan menjanjikan akan meminta pertanggungjawaban "setiap pegawai PBB yang terlibat dalam aksi teror".
Dia mengatakan hal ini dapat mencakup penuntutan pidana – sebuah langkah yang jarang terjadi di badan global tersebut karena sebagian besar stafnya menikmati kekebalan fungsional, meskipun Guterres memiliki wewenang untuk mengesampingkannya.
Philippe Lazzarini, komisaris jenderal UNRWA, juga mendesak negara-negara untuk "mempertimbangkan kembali keputusan mereka sebelum UNRWA terpaksa menunda respons kemanusiaannya." Investigasi PBB terhadap tuduhan Israel sedang dilakukan.
Lebih dari 26.000 orang telah terbunuh dalam serangan militer Israel melawan Hamas di Gaza, kata kementerian kesehatan di wilayah tersebut. Ketika aliran bantuan seperti makanan dan obat-obatan ke wilayah tersebut hanya sedikit dibandingkan dengan tingkat sebelum konflik, kematian akibat penyakit yang dapat dicegah serta risiko kelaparan semakin meningkat, kata para pejabat bantuan.
Sejak serangan 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang di Israel, sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza menjadi lebih bergantung pada bantuan yang diberikan UNRWA, termasuk sekitar satu juta orang yang melarikan diri dari pemboman Israel dan berlindung di fasilitas mereka.
Menanggapi pernyataan Guterres, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan meminta semua negara donor untuk menghentikan dukungan mereka dan menuntut penyelidikan mendalam terhadap “keterlibatan seluruh pegawai UNRWA dalam teror”.
Dia menambahkan dalam sebuah pernyataan bahwa seruan Guterres untuk melanjutkan pendanaan bagi badan tersebut telah “membuktikan sekali lagi bahwa keamanan warga Israel tidak terlalu penting baginya”.
Israel belum secara terbuka memberikan rincian dugaan keterlibatan anggota staf UNRWA dalam serangan terhadap Israel. Guterres mengatakan 12 anggota staf telah terlibat dan sembilan orang telah diberhentikan, satu orang meninggal dan identitas dua lainnya sedang diklarifikasi.
Juru bicara pemerintah Israel Eylon Levy mengatakan kepada Reuters bahwa sepengetahuannya informasi intelijen yang menyebabkan AS memotong pendanaannya belum diumumkan, namun pengarahan Israel akan dikhususkan untuk topik ini pada akhir minggu ini.
REUTERS
Pilihan Editor Siapa Hakim ICJ Julia Sebutinde? Ini Alasannya Kenapa 'Bela' Israel